Survei terbaru dari Political Strategy Group (PSG) menunjukkan pendukung Anies Baswedan tidak akan memilih Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Kepala Peneliti PSG Ahsan Ridhoi menyebutkan, survei membandingkan hasil dukungan di pertanyaan elektabilitas tiga nama yakni, Anies, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Ridwan Kamil (Emil), dengan dua pertanyaan dua nama yakni Anies vs Emil dan Ahok vs Emil.
“Emil dapat diterima oleh mayoritas dari pendukung Ahok dan hampir mayoritas dari pendukung Anies, tetapi mayoritas pemilih Anies tidak akan memilih Emil,” papar Ahsan saat merilis hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024 dan Arah Dukungan Pendukung Ahok dan Anies, di Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Survei dilakukan pada 6-15 Agustus 2024 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.540 orang. Sementara toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Survei ini digelar sebelum pendaftaran pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta.
Ahsan menjelaskan, dalam survei ini sebanyak 39 persen responden memilih mendukung Anies, 22 persen mendukung Ahok, dan Emil hanya memperoleh 15 persen.
“Artinya, warga Jakarta pada dasarnya cenderung menginginkan mantan gubernurnya itu kembali memimpin Jakarta,” ujarnya.
Hal tersebut juga berkorelasi dengan angka kepuasan masyarakat terhadap Anies dan Ahok.
“Jadi, kenangannya manis kayaknya dengan Pak Anies, dengan Pak Ahok. Jadi mereka lebih (dipilih) kembali, sementara Ridwan Kamil itu hanya terbatas di 15 persen,” ucapnya.
Menurut dia, pemilih loyal Emil sebenarnya sangat kecil ketika dihadapkan dengan Anies dan Ahok, yakni tidak sampai 20 persen dari populasi Jakarta.
Namun, Ahsan menyadari bahwa yang resmi mendaftar sebagai calon gubernur ke KPUD Jakarta hanya Ridwan Kamil.
Di sisi lain, terdapat 58 persen responden kemungkinan akan memilih Emil, tetapi tergantung lawannya.
Dari 58 persen itu, hanya 19 persen yang menyatakan loyal kepada Emil dan tak berpindah dukungan. Sementara, 42 persen responden memastikan tak akan mendukung Emil siapapun lawannya.
“Artinya ada banyak ‘swing voter’ yang bisa digali,” ujarnya.
Survei PSG juga mengungkapkan Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran atau akan sangat sulit untuk hanya satu putaran.
“Peluang satu putaran masih tipis. Di Jakarta, masih harus mendapat lebih dari 50 persen jumlah suara sah agar terpilih sebagai gubernur, maka kemungkinan dua putaran,” papar Ahsan.
Dia menilai Emil harus bisa menarik pendukung Anies dan pendukung Ahok, yang kemungkinan memilih PDI Perjuangan (Pramono Anung-Rano Karno) bila ingin bertahan sampai putaran kedua.
“Oleh karena itu, kecil kemungkinan Emil tidak dapat dukungan mayoritas di putaran pertama,” katanya.