Statistik dan Komentar Carlos Alcaraz usai Juara Internazionali BNL dItalia 2025

Carlos Alcaraz mengaku harus tampil dalam kondisi mental dan permainan terbaik saat mengalahkan Jannik Sinner di final Internazionali BNL d’Italia 2025, Minggu (18/5) waktu setempat atau Senin (19/5) WIB. Kemenangan tersebut mengantarkan Alcaraz meraih gelar pertamanya di Roma dan trofi ATP Masters 1000 ketujuh dalam kariernya.
Alcaraz menang 7-6(5), 6-1 atas petenis unggulan pertama sekaligus mengakhiri 26 kemenangan beruntun Sinner. Seusai laga, petenis Spanyol berusia 22 tahun itu mengaku sangat menghormati kualitas lawannya.
“Dia pemain terbaik di dunia. Tidak masalah meski dia absen tiga bulan, dia tetap bermain luar biasa di setiap turnamen,” kata Alcaraz, dikutip inilah.com dari ATP.
“Itulah sebabnya saya harus lebih fokus dari biasanya saat melawannya. Kalau tidak bermain 10 dari 10, mustahil bisa menang,” lanjutnya.
Alcaraz menyebut kehadiran Sinner di seberang net menciptakan “aura berbeda” yang membuat pertandingan jadi lebih emosional dan penuh tekanan.
“Saat kami bertemu, ekspektasi publik terhadap kami berdua begitu besar. Itu jadi tekanan tersendiri,” katanya.
Dalam laga final itu, Alcaraz menyelamatkan dua set point di set pertama sebelum mengambil alih kontrol penuh di set kedua. Kemenangan ini membuat Alcaraz kini unggul 7-4 dalam rekor pertemuan dengan Sinner.
“Dari segi taktik dan mentalitas, saya bermain solid dari awal sampai akhir. Mungkin ini salah satu penampilan terbaik saya musim ini,” kata Alcaraz, yang kini mencatat 30 kemenangan dari 35 pertandingan musim 2025.
Gelar ini juga memperkuat kepercayaan diri Alcaraz jelang Roland Garros, di mana ia akan mempertahankan gelar juara Grand Slam-nya. Selain Roma, ia juga sudah mengangkat trofi di Rotterdam dan Monte Carlo musim ini, meski sempat mundur dari Madrid karena cedera adduktor.
“Gelar ini memberi saya keyakinan besar. Saya berada di jalur yang benar dan siap untuk tantangan selanjutnya di Paris,” tegas Alcaraz.
Selain Roland Garros, Alcaraz juga akan fokus pada musim rumput di mana ia berstatus juara bertahan Wimbledon.