Singapura Waspada, Buaya Lepas dari Penangkaran di Batam

Pihak Malaysia meminta warganya untuk waspada dan melaporkannya segera jika menemukan buaya di lingkungannya. Pengumuman ini muncul setelah sebuah penangkaran buaya di Pulau Bulan di Kawasan Batam rusak pada 13 Januari akibat hujan deras menyebabkan pagar di sekitar kolam mereka runtuh.
Buaya-buaya di penangkaran itu kabur sehingga tidak hanya membuat resah warga sekitar Pulau Batam tetapi juga juga bagi masyarakat di negara tetangga Singapura. Pulau Bulan berjarak sekitar 30 km dari Pulau Sentosa di Singapura.
Dewan Taman Nasional Singapura menegaskan bahwa pihaknya terus memantau situasi dan menyarankan masyarakat untuk melaporkan setiap temuan buaya di 1800 476 1600. Jika orang bertemu buaya, mereka harus tetap tenang dan menjauh, kata dewan tersebut mengutip Channel News Asia (CNA), Kamis (23/1/2025).
“Mereka tidak boleh mendekati, memprovokasi, atau memberi makan hewan tersebut. Mereka juga harus memperhatikan tanda peringatan dan pemberitahuan yang telah dipasang di area tempat buaya terlihat,” ungkap badan tersebut.
Belum diketahui berapa jumlah buaya yang lepas karena pihak penangkaran belum melaporkan jumlah pastinya kepada pihak berwenang. Manajemen perusahaan, Perkasa Jagat Karunia, sebelumnya mengatakan hanya lima ekor buaya yang lolos. Peternakan itu memiliki sekitar 500 ekor buaya.
Masih mengutip CNA, Kepala Bidang Potensi Ancaman Maritim Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV Letkol Mar Bambang Irianto dalam keterangannya mengungkapkan, risiko buaya berenang hingga ke Singapura sangat rendah.
“Buaya biasanya mampu bergerak sejauh 15 hingga 20 km, tetapi buaya yang hidup di penangkaran biasanya sudah terbiasa diberi makan oleh manusia, sehingga pergerakannya menjadi lebih lambat,” jelasnya. “Ini berarti kemungkinan mereka berenang ke Singapura dalam waktu singkat sangatlah kecil.”
Ia mengakui, setelah kejadian tersebut, nelayan di sekitar tempat penangkaran di Kawasan Batam tersebut dilaporkan menghentikan sementara kegiatan penangkapan ikan karena alasan keselamatan.
“Selain mengevakuasi buaya ke habitat yang lebih aman, kami juga melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti patroli rutin, memasang rambu-rambu peringatan, dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan keamanan,” kata Letkol Laut Mar Bambang.
Sementara itu pihak berwenang telah menangkap 34 buaya. Ke-34 ekor buaya tersebut ditangkap di perairan Pulau Mangkada dan Seraya, Teluk Sepaku, Sungai Lokan, dan Batu Legong di Batam.
Kepala Bidang Penerangan Lantamal IV yang memimpin Satuan Tugas Terpadu Penanggulangan Bencana dan Evakuasi Buaya Rio Nugraha mengungkapkan, buaya terbesar yang ditangkap beratnya lebih dari 1 ton. Buaya-buaya tersebut telah diserahkan Satgas untuk dikembalikan ke penangkaran di Pulau Bulan.
“Upaya penangkaran dan menghitung jumlah buaya terhambat oleh tantangan dalam menguras air dari kolam penangkaran,” kata Tommy Steven Parulian Sinambela, kepala konservasi di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau, sebuah lembaga di bawah Kementerian Kehutanan Indonesia.