Sikap Bungkam Selebriti Dunia Terhadap Palestina dan Lahirnya Gerakan Blockout 2024

Israel masih terus membombardir secara brutal Jalur Gaza, Palestina dalam perang yang berlangsung sudah hampir setahun sejak 7 Oktober 2023. Di tengah meningkatnya ketegangan di Palestina, gerakan dengan nama Blockout 2024 terus muncul sebagai respons terhadap sikap diam sejumlah publik figur dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Gerakan ini menyerukan aksi memblokir selebriti yang enggan menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu-isu kemanusiaan di kawasan yang telah dilanda konflik berkepanjangan.
Gerakan Blockout 2024 menjadi simbol dari perlawanan terhadap ketidakpedulian, di saat lebih dari 40.000 jiwa rakyat Palestina—termasuk perempuan dan anak-anak—telah kehilangan nyawa akibat serangan militer Israel. Angka korban yang terus bertambah setiap hari membuat banyak orang di seluruh dunia mempertanyakan tanggung jawab moral dan sosial dari mereka yang memiliki platform besar.
Sikap diam dari beberapa selebriti dunia, yang memiliki pengaruh dan pengikut jutaan orang di media sosial, menjadi sorotan. Tiktoker dengan akun @BlockOut2024 secara terang-terangan meminta netizen untuk memblokir akun-akun media sosial selebriti yang tidak bersuara soal Palestina. Beberapa nama besar seperti Kylie Jenner, Kim Kardashian, dan Justin Bieber termasuk dalam daftar yang disorot.
“Kita punya kontrol penuh atas uang dan kehidupan selebriti. Ketika kita memblokir akun media sosial mereka, mereka kehilangan segalanya,” ujar @BlockOut2024. Seruan ini menunjukkan betapa kuatnya keterlibatan netizen dalam mengarahkan opini publik dan menjatuhkan ‘mata uang sosial’ yang dimiliki para artis tersebut—yaitu perhatian dan keterlibatan pengikut mereka.
Nilai Perikemanusiaan dan keadilan
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan. Dalam pernyataannya, Abbas menekankan bahwa tugas setiap manusia, khususnya mereka yang memiliki platform dan suara berpengaruh, adalah untuk mengingatkan orang lain akan tugas sosial mereka.
“Jika ada pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh pihak tertentu terhadap pihak lain, maka kita sebagai manusia harus memperlihatkan kepedulian. Ketika ada yang bungkam, mereka telah kehilangan hati nurani,” ujar Buya Abbas kepada inilah.com, Selasa (24/9/2024). Pernyataan ini secara langsung mengkritik selebriti yang diam di tengah tragedi kemanusiaan.
Gerakan ini tidak hanya mengingatkan pentingnya aksi solidaritas global, tetapi juga menekankan bahwa sikap diam di tengah penderitaan bisa dilihat sebagai bentuk pengabaian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam skala yang lebih besar, Blockout 2024 bukan hanya seruan boikot terhadap individu, tetapi juga simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang terjadi di Palestina.
Gerakan ini mengundang perhatian publik untuk kembali menjunjung tinggi martabat manusia, mencegah pelanggaran HAM, dan menegakkan keadilan.
Meski dampak langsung dari Blockout 2024 terhadap para artis yang disinggung belum terlihat signifikan, gerakan ini telah memicu diskusi penting tentang peran publik figur dalam isu-isu kemanusiaan. Di era digital, di mana perhatian netizen dapat menentukan nasib seorang selebriti, aksi semacam ini menjadi alat baru dalam menuntut keadilan.
Blockout 2024 hanyalah langkah awal. Pada akhirnya, keberhasilan gerakan ini tidak hanya terletak pada jumlah akun yang diblokir, tetapi pada meningkatnya kesadaran kolektif kita akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya tidak diabaikan oleh siapa pun, terutama mereka yang memiliki kekuatan untuk berbicara dan mengubah dunia.