Pekan ketiga bulan ini, atau periode transaksi 16-19 Juni 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan Indonesia, mencapai Rp2,04 triliun.
Direktur Departemen Komunikasi BI, Bambang Pramono mengatakan, jumlah capital outflow net ini, terdiri dari modal asing keluar bersih dari pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Masing-masing angkanya Rp1,78 triliun dan Rp3,72 triliun. Artinya, SRBI mulai kehilangan pamor alias ditinggalkan para pemilik modal.
Namun demikian, BO mencatat adanya duit asing yang masuk bersih dari pasar Surat Berharga Negara (SBN), sebesar Rp3,47 triliun. Artinya, modal asing keluar bersih mencapai Rp2,04 triliun.
Sejak awal tahun hingga 19 Juni 2025, masih menurut catatan BI, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI, masing-masing sebesar Rp47,15 triliun dan Rp28,69 triliun. Sedangkan modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp44,93 triliun.
Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun tercatat naik dari 76,93 basis point (bps) per 13 Juni 2025 menjadi 81,59 bps per 19 Juni 2025.
Nilai tukar rupiah dibuka menguat di level Rp16.355 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (20/6), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (19/6) di level Rp16.390 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat ke level 98,91 pada akhir perdagangan Kamis (19/6).
DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun naik ke level 6,75 persen pada Jumat (20/6) pagi, dari sebelumnya 6,73 persen pada akhir perdagangan Kamis (19/6).
Sementara imbal hasil US Treasury Note 10 tahun turun ke level 4,391 persen pada akhir perdagangan Kamis (19/6/2025).
Bank Indonesia pun terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.