Seorang Perempuan Tewas karena Overdosis Kafein, Berapa Batas Aman untuk Dewasa?


Kematian tragis menimpa seorang perempuan 32 tahun warga Melbourne, Christina Lackmann yang diduga mengonsumsi tablet kafein dalam dosis berlebihan. Kematiannya menarik perhatian dan menimbulkan pertanyaan, berapa banyak kafein yang sebenarnya aman untuk tubuh? 

Menurut Daily Mail, Lackmann telah meminta bantuan darurat setelah merasa pusing dan mati rasa, tetapi kasusnya salah diklasifikasikan sebagai tidak mendesak. Meskipun layanan darurat telah mencoba menghubungi kembali sebanyak 14 kali, bantuan baru datang tujuh jam kemudian.

Laporan toksikologi mengungkapkan bahwa ia telah mengonsumsi kafein dalam dosis yang mematikan, meskipun jumlah pastinya masih belum jelas. Para ahli percaya bahwa kematiannya dapat dicegah dengan intervensi medis yang tepat waktu.

Kafein, bila dikonsumsi dalam bentuk pekat, dapat berakibat fatal. Bagaimana dapat memastikan bahwa kita tetap berada dalam batas yang aman mengonsumsi kafein?

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan bahwa hingga 400 miligram kafein per hari umumnya aman bagi kebanyakan orang dewasa yang sehat. Ini mungkin termasuk,  4–5 cangkir kopi seduh biasa, 10 kaleng cola, dan 2 minuman energi.

Namun, pedoman ini tidak untuk semua orang. Faktor-faktor seperti berat badan, kondisi kesehatan, pengobatan, dan sensitivitas individu dapat mengubah cara tubuh bereaksi terhadap kafein.

Meskipun 400 mg dianggap aman, toksisitas kafein dapat terjadi pada kadar yang jauh lebih tinggi. Menurut FDA, efek toksik seperti kejang dapat terjadi dengan asupan cepat sekitar 1.200 miligram kafein, jumlah dalam kurang dari setengah sendok teh bubuk kafein murni.

Namun, para ahli juga menjelaskan bahwa jumlah racun ini jarang terjadi hanya melalui kopi. Sebaliknya, overdosis lebih sering dikaitkan dengan tablet, bubuk, atau suplemen kafein yang sangat terkonsentrasi. Dalam kasus Lackmann, kadar kafein yang ditemukan dalam tubuhnya tidak mungkin berasal dari minum kopi saja. Sebuah email di ponsel pintarnya mengungkapkan bahwa ia telah memesan tablet kafein pada hari yang sama saat ia meninggal.

Di mana kafein mungkin bersembunyi? Ada beberapa produk-produk yang mungkin mengandung kafein yang perlu Anda waspadai:

  • Makanan ringan dan minuman berenergi
  • Bubuk protein
  • Permen karet
  • Es krim
  • Obat-obatan yang dijual bebas

Beberapa dari produk ini telah menambahkan kafein yang mungkin tidak diberi label dengan jelas. Meskipun FDA mengharuskan kafein dicantumkan dalam bahan-bahannya saat ditambahkan sebagai zat yang berdiri sendiri, namun tidak mewajibkan jumlah pastinya untuk dicantumkan pada label makanan. 

Ketika kafein terjadi secara alami (seperti dalam cokelat), mungkin tidak ada dalam label pemberitahuan makanannya. Itu berarti Anda harus tetap waspada  terutama saat mencoba makanan atau suplemen baru.

Mengonsumsi kafein lebih banyak akan mendapat respons tubuh dengan memunculkan gejala yang tidak nyaman atau berbahaya. Gejala ini meliputi detak jantung cepat, palpitasi, kecemasan atau kegugupan, tekanan darah tinggi, mual atau sakit perut, insomnia, dan sakit kepala. Selain itu, dalam kasus ekstrem, overdosis kafein juga dapat menyebabkan muntah, kebingungan, kejang, atau bahkan kematian.

Exit mobile version