Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru berjalan satu pekan menyisakan banyak persoalan dari Badan Gizi Nasional (BGN). Salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyiapkan MBG adalah dapur SPPG Pulogebang Jakarta Timur. Di dapur ini menyiapkan 3.496 paket makanan yang disebar ke 20 titik hari ini.
Pantauan Inilah.com di lokasi, sekitar pukul 07.30 WIB para mobil pengantar makanan sudah pergi dari dapur tersebut. Situasi dapur tampak sepi dan hanya terlihat beberapa motor yang terparkir di depan gerbang yang tertutup itu.
Pasalnya, mereka sudah siap mendistribusikan makanan itu ke 13 sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai menengah ke atas dan 7 posyandu di wilayah Jakarta Timur.
“Menu hari ini nasi ayam suwir kecap, tempe orek, tumis kembang kol dan buncis juga jeruk manis,” tutur Kepala SPPG Pulogebang Jakarta Timur Ahmad Irfansyah saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Makanan itu sudah disiapkan atau dimasak oleh warga yang bergabung di SPPG, sejak pukul 01.00 WIB dini hari. Menurut Ahmad sejauh ini tidak ada kendala khususnya dalam persiapan bahan makanan.
Meski begitu, para warga yang bergabung menjadi tukang masak mengaku baru bisa pulang di pagi hari setelah makanan siap disajikan. “Sudah selesai ini, kan kita masak dari malam. Jadi pulang gitu paginya,” ucap salah satu tukang masak yang enggan disebutkan namanya.
Mereka merupakan warga sekitar yang diajak bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendukung program andalan Presiden Prabowo Subainto itu.
Sayangnya, Inilah.com dihalangi ketika ingin mengambil dokumentasi. Para pekerja tak memberi izin karena adanya aturan dari BGN. “Karena dari Badan Gizinya nggak dibolehin untuk foto-foto,” ujar si pegawai.
Selang sekitar satu jam, tepat pukul 09.00 WIB, mobil pengantar makanan tiba kembali ke lokasi dapur. Dua mobil boks warna putih dengan stiker BGN di belakangnya siap mengantar makanan ke titik lainnya.
“Ada dua kali pengiriman sih kalau saya yang jaga. Cuma emang enggak tentu jam berapanya soalnya tiap hari beda-beda. Ada yang pagi jam 7 sama 9, ada juga yang siang, tapi ini lagi pagi,” ungkap si sopir.
Diketahui, pelaksanaan MBG yang dimulai perdana sejak Senin (6/1/2025) memunculkan banyak masalah. Salat satunya pada dapur-dapur SPPG yang menjadi mitra mandiri BGN.
Kekacauan yang dialami dapur-dapur mitra mandiri terjadi di berbagai lokasi yang disebabkan oleh BGN. Sumber Inilah.com menyebutkan, di antara sekian banyak persoalan, salah satunya yaitu semua peralatan dapur harus standar BGN, seperti ompreng atau tempat menaruh nasi dan lauk pauk.
“Ompreng-ompreng buat makan tadinya ada di pasar sekarang itu kan ditarik enggak ada di pasar, hilang, dan ketentuan untuk ompreng saja itu harus mengandung nikel 8,” ujar sumber tersebut saat ditemui di Jakarta, Jumat (10/1/2024).
Untuk mendapatkan ompreng yang sesuai ketentuan BGN, bukan hal yang mudah karena mitra mandiri harus beli di tiga perusahaan yang sudah ditunjuk BGN. Masalahnya, harganya melonjak signifikan, dari yang sekitar Rp40 ribuan hingga Rp50.000 di pasaran menjadi Rp70.000.