Sebelum Gelar ke-100, Djokovic Sempat Ragu Lanjutkan Karier Tenis


Novak Djokovic mengaku memiliki banyak kekhawatiran sebelum mencatatkan gelar ke-100 pekan lalu di Jenewa.

Djokovic mencapai tonggak sejarah tersebut pada Sabtu (24/5) setelah memenangi pertandingan tiga set melawan Cameron Norrie dan Hubert Hurkacz, dan kini akan tampil di Roland Garros dengan penuh percaya diri dengan permainannya di lapangan tanah liat.

“Saya perlu memenangi pertandingan, dan khususnya di permukaan ini,” kata Djokovic, menjelaskan pentingnya gelar tersebut di luar pencapaiannya yang bersejarah, dalam konferensi pers praturnamen di Roland Garros, dikutip dari ATP, Selasa (27/5/2025).

“Setidaknya bagi saya, mungkin tidak senatural dan sebagus di lapangan keras, bisa dibilang, dari turnamen pertama musim ini di lapangan tanah liat.”

“Jadi saya tipe pemain yang perlu menyelesaikan beberapa pertandingan sebelum turnamen besar… tentu saja, yang terbesar adalah Roland Garros dan menjadi prioritas terbesar di lapangan ini,” ujar petenis Serbia itu.

Dalam kunjungan terakhirnya ke lokasi Roland Garros, Djokovic melengkapi karier Golden Slam-nya dengan memenangi medali emas Olimpiade pertamanya. Sekarang setelah ia juga mengklaim gelar ke-100, target selanjutnya yang jelas adalah memenangi gelar Grand Slam ke-25.

“Saya sebenarnya mempertimbangkan untuk memenangi Grand Slam ke-25 sebelumnya, jadi tidak banyak yang berubah,” kata Djokovic tentang target memecahkan rekor sejarah.

“Tetapi memang benar bahwa setelah gelar Jenewa, saya merasa lebih percaya diri. Saya merasa lebih positif tentang level permainan saya karena saya memiliki banyak kekhawatiran mengenai permainan saya, dan saya perlu mencapai level yang saya inginkan karena saya akan memulai turnamen terbesar di sini.”

“Tetapi sekarang, setelah Jenewa, saya merasa lebih baik, saya masih memiliki banyak ambisi, saya masih memiliki tujuan yang tinggi. Saya akan fokus pada babak pertama, dan saya ingin mempertahankan level tinggi ini, dedikasi ini semoga dapat mencapai hasil terbaik,” ujar petenis berusia 38 tahun itu.

Lawan Djokovic pada babak pertama adalah petenis Amerika Mackenzie McDonald, merupakan pertemuan pertama mereka secara head to head.

Djokovic yang berada di unggulan keenam berpotensi bertemu Denis Shapovalov di babak ketiga, Daniil Medvedev di babak keempat, dan Alexander Zverev di perempat final. Jika ia melaju ke semifinal, petenis nomor 1 dunia Jannik Sinner dapat menunggunya.

Sementara Sinner dan Carlos Alcaraz, dua petenis teratas dalam peringkat ATP, tengah membangun persaingan yang pasti akan menjadi legendaris, Djokovic sempat merenungkan persaingan terbesar dalam karirnya yang panjang saat acara penghormatan Roland Garros kepada juara 14 kali Rafael Nadal.

Djokovic bergabung dengan Nadal, serta Roger Federer dan mantan pelatihnya Andy Murray di Lapangan Philippe-Chatrier untuk menghormati petenis Spanyol itu. Momen itu membuat Djokovic berpikir tentang akhir karirnya.

“Sejujurnya saya juga memikirkan akhir perjalanan saya tadi malam atau kemarin ketika kami menyaksikan Rafa menyampaikan pidatonya,” kata Djokovic.

“Terutama saat-saat ketika kami berada di ruang belakang, kami bertiga, dan saya hanya berbicara dengan Federer dan Murray tentang perpisahan mereka dan mengenang serta merenungkan persaingan tersebut. Tentu saja sebagian dari diri saya bangga bahwa saya masih di sana, bahwa saya masih terus berjuang.”

“Namun pada saat yang sama, saya bangga, dan saya masih sedikit sedih bahwa mereka semua tidak ada, karena mereka adalah motivasi terbesar saya mengapa saya berkompetisi dengan sangat intens dan dalam waktu yang lama,” ujar pemilik tiga gelar French Open itu.

Namun, ia masih belum berencana untuk menggantung raketnya saat ini. “Saya tidak memikirkan tanggal pastinya, jika itu yang Anda tanyakan,” kata Djokovic sambil tersenyum.

Exit mobile version