Rusia dan China Mengutuk Invasi Israel ke Lebanon


Rusia dan China Selasa (1/10/2024) mengeluarkan pernyataan terpisah yang menyerukan Israel untuk menghentikan serangan daratnya di Lebanon. Kedua negara itu juga menyatakan kekhawatiran mendalam atas meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut.

Rusia, khususnya, mengutuk keras tindakan militer Israel, dan mendesak penarikan segera pasukan dari Lebanon selatan. “Rusia mengutuk keras serangan terhadap Lebanon dan menyerukan kepada otoritas Israel untuk segera menghentikan permusuhan, menarik pasukan mereka dari wilayah Lebanon, dan terlibat dalam pencarian nyata untuk cara damai guna menyelesaikan konflik Timur Tengah,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Moskow menyatakan solidaritasnya dengan Lebanon, yang digambarkannya sebagai sasaran “agresi bersenjata” menyusul serangan udara hebat selama seminggu yang menewaskan ratusan orang, termasuk Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.

China menyuarakan kekhawatiran ini, menentang “pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon” dan mendesak Israel untuk mengambil langkah konkret guna meredakan situasi. Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan pihaknya sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan mengimbau semua pihak untuk menghindari aksi yang memperburuk ketegangan.

Beijing menambahkan, mendukung integritas teritorial Lebanon dan menentang tindakan apa pun yang dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut.

Sebelumnya pasukan pendudukan Israel (IOF) mengumumkan bahwa mereka telah memulai serangkaian serangan terbatas dan lokal di Lebanon selatan, yang diduga hanya menargetkan wilayah perbatasan.

Operasi tersebut, yang telah gagal selama berjam-jam karena pasukan Israel goyah di bawah tembakan Hizbullah, dilaporkan bertujuan untuk menetralisir infrastruktur dan posisi perlawanan yang menimbulkan ancaman terhadap Israel dan permukimannya di utara.

IOF mengatakan serangan itu dilakukan berdasarkan “intelijen yang tepat”, dengan fokus pada desa-desa di Lebanon selatan di daerah perbatasan dengan Palestina yang diduduki sebagai bagian dari rencana lebih luas yang dikembangkan oleh Staf Umum dan Komando Utara. 

Invasi tersebut didukung oleh Angkatan Udara dan Artileri pendudukan Israel yang melaksanakan serangan ekstensif di Lebanon selatan sebagai bagian dari Operasi Panah Utara Israel.

Exit mobile version