Realisasi IPO Tahun 2024 Gagal Target, Direksi BEI Disorot


Analis dari Strategi Institute, Fauzan Luthsa menyoroti kredibilitas direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kinerjanya jauh dari harapan.

Tahun lalu, BEI gagal mewujudkan target 62 perusahaan masuk bursa lewat IPO (Initial Public Offering).

Pada 2024, sebanyak 41 perusahaan yang listing ke lantai bursa, alias mulus menjalankan IPO. Targetnya masih kurang 21 emiten.

Muncul usulan agar proses rekrutmen direksi BEI mendatang, lebih terbuka. Selama ini wajib dari internal BEI.  “Pemenuhan target IPO tahun lalu saja gagal. Tahun ini ada kemungkinan terulang. Ini pertaruhannya pasar modal Indonesia,” kata Fauzan, Jakarta dikutip Sabtu (17/5/2025).

Fauzan menduga, salah satu masalah tidak tercapainya target emiten IPO adalah tim penilaian BEI, tidak memiliki sertifikasi profesi penunjang baik nasional apalagi internasional.

“Dugaan saya seperti itu, tak heran jika penilaiannya tidak menggunakan indikator yang kuat, sehingga mengandalkan asumsi dan ketidaktahuan akan kebutuhan sektor riil,” kata Fauzan

Dampaknya, lanjutnya, banyak calon emiten yang mengalami penolakan, padahal sudah tidak ada issues dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perusahaan tersebut hanya menunggu izin prinsip dari bursa.

“Pada periode kepemimpinan bursa efek berikutnya, sudah saatnya langkah strategis dilakukan untuk membuat bursa efek great again,” tambahnya.

Dia pun mendorong agar direksi BEI memiliki sertifikasi kompetensi pasar modal nasional dan internasional. Dan itu tadi, membuka kesempatan kepada banyak pihak yang kompeten dan kredibel. Jadi bukan hanya untuk pejabat karir bursa.

“Calon dari kandidat direksi sebaiknya dibuka saja. Misalnya, kalangan sekuritas diberi kesempatan. Toh, mereka juga pemegang saham bursa efek dan paham market,” imbuhnya.

Menurutnya, hal tersebut sangatlah krusial sebagai standar minimal untuk mengelola pasar yang semakin kompleks. Jika direksi BEI bersertifikasi, berarti tidak hanya memahami dinamika pasar, tetapi juga mampu menyusun strategi IPO inklusif dan menganalisis risiko pasar berbasis data konkret.

“Penyegaran dengan para calon direksi yang berasal dari sekuritas dan tersertifikasi akan memperkuat posisi BEI di mata investor global, yang semakin selektif dalam memilih aset investasi di tengah gejolak pasar,” tambah Fauzan.
 

Exit mobile version