Presiden Barcelona, Joan Laporta, secara terbuka menyalahkan keputusan wasit Szymon Marciniak sebagai penyebab utama kegagalan timnya melaju ke final Liga Champions 2024/2025. Hal ini ia sampaikan usai kekalahan dramatis 4-3 dari Inter Milan di leg kedua semifinal yang digelar di San Siro, Selasa (6/5/2025) malam waktu setempat.
Barcelona tersingkir dengan agregat 6-7 setelah duel dua leg yang berlangsung sengit dan penuh kontroversi.
Inter unggul 2-0 lebih dulu lewat penalti Hakan Calhanoglu—yang diberikan setelah intervensi panjang dari VAR—sementara Barcelona merasa dirugikan karena tak mendapat penalti atas dugaan handball Francesco Acerbi di babak pertama.
“Kami tersingkir dari Liga Champions pada dasarnya karena keputusan wasit yang merugikan kami,” ujar Laporta dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan di situs FC Barcelona.
Laporta menilai bahwa laga di San Siro seharusnya bisa dimenangkan Barcelona jika wasit asal Polandia tersebut bersikap lebih adil. Ia juga merujuk pada insiden Pau Cubarsí yang dinilai melanggar Lautaro Martínez dan berujung penalti untuk Inter, serta tidak adanya hukuman terhadap Henrikh Mkhitaryan meski melakukan pelanggaran keras terhadap Lamine Yamal yang awalnya diberi penalti sebelum diubah oleh VAR menjadi tendangan bebas.
“Kami sudah berjuang keras untuk mencapai final di Munich, tapi itu gagal karena hal-hal yang tidak kami kendalikan. Ini momen yang sangat berat. Kami punya peluang, tapi tidak terjadi. Kami harus menjadi lebih kuat dan membawa mentalitas ini ke LaLiga,” tambahnya.
Pernyataan Laporta sejalan dengan keluhan dari para pemain dan pelatih Barcelona, termasuk Pedri, Eric García, dan Hansi Flick, yang juga menyoroti keputusan wasit Szymon Marciniak dan tim VAR yang dianggap merugikan Blaugrana.
Barcelona kini harus mengalihkan fokus mereka ke LaLiga, di mana mereka akan menghadapi Real Madrid akhir pekan ini dalam duel El Clásico yang berpotensi menentukan gelar musim ini.
