News

Prancis dan Jerman Terusik dengan Ancaman Trump Soal Rencana Militer di Greenland


Prancis dan Jerman memperingatkan Donald Trump agar tidak mengancam perbatasan kedaulatan setelah presiden terpilih AS itu menolak mengesampingkan tindakan militer untuk merebut Greenland, wilayah otonomi milik anggota Uni Eropa, Denmark.

“Tidak ada pertanyaan tentang Uni Eropa yang membiarkan negara lain di dunia, siapa pun mereka … menyerang perbatasan kedaulatannya,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot kepada radio France Inter, Rabu (8/1/2025). “Kita adalah benua yang kuat. Kita perlu lebih memperkuat diri,” imbuhnya.

Di Berlin, Juru Bicara Pemerintah Jerman Steffen Hebestreit menanggapi pernyataan Trump mengatakan, “seperti biasa, prinsip tegas berlaku … bahwa perbatasan tidak boleh dipindahkan dengan paksa”.

Barrot menggambarkan Greenland sebagai wilayah Eropa. Greenland dikaitkan dengan Uni Eropa melalui Denmark, yang merupakan wilayah pemerintahan sendiri, tetapi menarik diri dari blok Eropa pada 1985 setelah memperoleh otonomi.

Baca Juga:  Warga Suriah Ejek Dinasti Assad yang Digulingkan dengan Kaus Kaki

Trump memicu kekhawatiran baru sehari sebelumnya dalam sebuah konferensi pers ketika menolak mengesampingkan intervensi militer atas Terusan Panama dan Greenland. Ia mengatakan Amerika Serikat ingin memegang kendali kedua wilayah itu. “Kami membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional,” katanya.

Komentarnya bertepatan dengan kunjungan pribadi putranya Donald Trump Jr ke wilayah otonomi Denmark yang kaya mineral dan minyak. “Jika Anda bertanya kepada saya, ‘apakah Amerika Serikat akan menginvasi Greenland?’ jawabannya adalah tidak,” kata Barrot.

Namun ia menambahkan: “Kita telah memasuki era yang menyaksikan kembalinya hukum yang terkuat. Haruskah kita merasa takut? Haruskah kita diliputi kekhawatiran? Jelas, tidak. Kita perlu bangun dan memperkuat diri, secara militer, dalam persaingan, di dunia di mana hukum yang terkuat berlaku.”

Baca Juga:  MBG Rawan Dikorupsi, Prabowo: Ini Jadi Sasaran Manusia Serakah dan Jahat

Barrot mengatakan bahwa ia percaya bahwa Amerika Serikat pada hakikatnya tidak imperialis dan tidak percaya bahwa negara itu sedang berubah.

Namun juru bicara pemerintah Prancis Sophie Primas mengatakan kepada wartawan setelah rapat kabinet bahwa ada ‘bentuk imperialisme’ dalam komentar Trump. “Saat ini kita melihat munculnya blok-blok, kita dapat melihat ini sebagai bentuk imperialisme, terwujud dalam pernyataan-pernyataan Trump tentang pencaplokan seluruh wilayah.”

“Lebih dari sebelumnya, kita dan mitra-mitra Eropa kita perlu lebih sadar, untuk menjauhi bentuk kenaifan, untuk melindungi diri kita sendiri, dan untuk mempersenjatai kembali,” tambahnya.

Juru bicara pemerintah Jerman menolak untuk menjawab apakah Berlin menganggap serius ancaman Trump terhadap sekutu NATO, Denmark dan Kanada. “Saya tidak ingin menilai” komentar tersebut, kata Hebestreit dalam konferensi pers, dan menambahkan bahwa pemerintah Jerman telah “mencatatnya”.

Baca Juga:  Roy Suryo Jalani Pemeriksaan Polisi terkait Tudingan Ijazah Palsu Jokowi

Pada konferensi pers, Trump juga menyebut perbatasan dengan tetangga utara Amerika Serikat, Kanada, sebagai garis yang dibuat secara artifisial dan berjanji akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

Back to top button