News

PPATK Curigai Crazy Rich Lakukan Pencucian Uang

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencurigai adanya pencucian uang yang dilakukan sosok crazy rich.

Hal itu berdasarkan adanya transaksi pembelian aset mewah berupa kendaraan, rumah, perhiasan serta aset lainnya yang wajib dilaporkan oleh penyedia barang dan jasa (PBJ) sebagai pihak pelapor kepada PPATK. Tapi dalam pelaksanaannya tidak dilaporkan kepada PPATK.

“Mereka yang kerap dijuluki Crazy Rich ini patut diduga melakukan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari investasi bodong dengan skema Ponzi,” kata Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana dalam keterangan tertulis yang diterima Inilah.com, Minggu (6/3/2022).

Sejumlah influencer trading menjadi sorotan karena kerap menampilkan gaya hidup mewah bak sultan. Mereka kerap memamerkan kekayaannya agar orang mengikuti kegiatannya. Salah satunya trading dengan iming-iming mendapatkan cuan.

Baca Juga:  Lebih dari Sekadar Reruntuhan, Gaza Adalah Semangat Menolak untuk Mati

Sejumlah aset mewah yang dibeli crazy rich ternyata belum semuanya dilaporkan oleh penyedia barang dan jasa dimana mereka membeli. Sebab, penyedia Barang dan Jasa/lainnya (PBJ) merupakan pihak pelapor yang wajib menyampaikan laporan transaksi kepada PPATK.

“Setiap penyedia barang dan jasa wajib melaporkan Laporan Transaksi pengguna jasanya atau pelanggan kepada PPATK, dengan mempedomani penerapan prinsip mengenali pengguna jasa yang telah diatur dalam Peraturan PPATK,” ucap Ivan.

Sepanjang 2021 PPATK telah menerima 47.587 laporan transaksi dari PBJ yang telah terdaftar. Hal ini mengalami peningkatan 126,5 persen dari tahun ke tahun.

Dia tak memungkiri, partisipasi pihak pelapor PBJ telah meningkat dalam melaporkan transaksi sebagaimana telah diatur oleh peraturan yang berlaku. Selain itu, peningkatan laporan menunjukkan kesadaran PBJ tentang pentingnya penerapan prinsip mengenali pengguna jasa atau para pelanggan yang melakukan transaksi.

Baca Juga:  Dugaan Korupsi Jampidsus tak Kunjung Ditelusuri, KPK Dianggap tak Bernyali

“Hal ini merupakan prinsip dasar Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dan TPPT yang menjadi international best practices sebagaimana juga tertuang dalam Rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) sebagai salah satu upaya menjaga integritas sistem keuangan Indonesia dan perlindungan publik terhadap tindak kriminal,” ujar Ivan.

Peran pihak pelapor PPATK sangatlah penting dan krusial, tak terkecuali penyedia barang dan jasa. Pihak pelapor, sebagaimana diatur oleh Undang-Undang No.8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang mengatur secara tegas pengenaan sangsi bila tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya.

Terlebih memang setiap laporan yang disampaikan merupakan informasi yang memiliki cerita dan makna penting dalam membantu menyelusuri aliran dana dalam hasil analisis dan informasi intelijen keuangan lainnya kepada para penyidik untuk diungkapkan.

Baca Juga:  Kasus Dokter Cabul Mencuat Lagi, Kali Ini Pasien di Malang Alami Pelecehan Seksual saat Rawat Inap

“Bukan sekedar tentang melaporkan namun yang sangat penting adalah melaksanakan komitmen bersama dari setiap stakeholder dalam membangun rezim Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT),” ungkap Ivan menandaskan.

Back to top button