Sulsel

Miliki Cita Rasa Khas, Pj Gubernur Sulsel Dorong Pengembangan Kopi Latimojong

INILAHSULSEL.COM, LUWU – Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, melakukan kunjungan ke Kabupaten Luwu pada Minggu (5/11/2023). Di sana, Bahtiar menyempatkan diri melihat produksi kopi sembari menyeruput kopi khas Bumi Sawerigading bareng warga setempat.

Bahtiar pun sempat kagum dengan kopi arabica Latimojong yang diracik oleh Solaku Coffee Roastery. Menurut dia kopi dengan rasa nikmat seperti itu sangat bisa menarik investor.”Kalau ini (rasa khasnya) bagi investor kopi, boleh datang ke sini investasi. Ini potensinya luar biasa besar. Dan ini rasanya nikmat dan enak,” kata Bahtiar didampingi Bupati Luwu Basmin Mattayang, saat berkunjung ke Kecamatan Larompong, Luwu, Minggu (5/11/2023).

Untuk diketahui, Kopi Latimojong mulai dikenal pecinta kopi nusantara sekitar 6 tahun terakhir.Kopi tersebut ditanam di ketinggian 3.445 mdpl menuju puncak Rante Mario yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Sulawesi.

Baca Juga:  Inilah Aplikasi Yang Memudahkan Pelayanan Jamaah dan Agen Tanur Muthmainnah

Proses produksinya pun dilakukan dengan sangat baik. Setelah dipetik di hari yang sama, difermentasi, kemudian dikeringkan di tempat khusus, lalu selama 30 hari diistirahatkan sebelum kemudian dipasarkan.

Sementara itu, Bupati Luwu Basmin Mattayang menjelaskan, kopi Latimojong menjadi komodotas yang cukup diminati. Ia berharap ke depan kopi Khas Kabupaten Luwu itu bisa mendunia.

“Kopi di sini luar biasa sekali. Saya sudah keliling dengan yang punya usaha. Kami sampai ke Tangerang, cukup diminati. Kita ingin kopi ke depan jadi produk lokal Sulsel, Luwu pada khususnya terkenal di dunia,” jelasnya.

Selain kopi, Pj Gubernur Sulsel juga melihat potensi lainnya di Kabupaten Luwu yaitu cengkeh dan kemiri.

Baca Juga:  Cocote Tonggo: Potret Lucu Tapi Pedih Tentang Gunjingan Tetangga dan Tekanan Sosial di Masyarakat

“Saya lihat juga komoditi unggulan masyarakat Luwu yang ada sejak dulu itu cengkeh. Kita lihat di pinggir jalan (dijemur). Ini luar biasa memang ini kabupaten mandiri yang menghidupi dirinya sendiri,” ujarnya.

“Kemiri yang dari sini sudah diekspor, makanya kita harus pikir keberlanjutannya supaya petani itu dapat jumlah banyak,”lanjut dia.

Back to top button