News

UNRWA Melaporkan Satu Anak Terbunuh Setiap Jam di Gaza


Kepala Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, satu anak terbunuh setiap jam di Gaza. Lembaga ini juga menyoroti penderitaan anak-anak Palestina sekaligus mendesak gencatan senjata dan mengutuk serangan Israel.

Dalam sebuah posting di platform media sosial X, Selasa (24/12/2024), Philippe Lazzarini, komisaris jenderal organisasi tersebut, mengatakan tidak ada tempat tersisa untuk anak-anak di Gaza. Ia menambahkan, sejak dimulainya perang Israel di daerah kantong itu, 14.500 anak telah terbunuh. “Satu anak terbunuh setiap jam. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah kehidupan yang terenggut,” tulis postingan tersebut.

“Pembunuhan anak-anak tidak dapat dibenarkan. Mereka yang selamat terluka secara fisik dan emosional,” lanjutnya. UNRWA, yang telah dilarang beroperasi di Israel dan menduduki Yerusalem timur, mendesak gencatan senjata serta menyoroti penderitaan anak-anak di daerah kantong yang terkepung tersebut.

Baca Juga:  Dahnil Puji Polisi dan Imigrasi yang Berhasil Gagalkan Keberangkatan 10 Jemaah Haji Ilegal

Komentar itu muncul di tengah krisis kemanusiaan yang semakin dalam dan serangan gencar Israel terhadap Jalur Gaza. Sehari sebelumnya, pasukan Israel menewaskan sedikitnya 14 warga Palestina, termasuk lima penjaga di Gaza selatan yang sedang mengawal truk penuh bantuan darurat.

Awal tahun ini, LSM internasional Oxfam mengatakan lebih banyak wanita dan anak-anak terbunuh di Gaza oleh militer Israel dibandingkan konflik terkini lainnya dalam satu tahun. 

“Angka-angka yang mengejutkan ini sangat mengerikan sekaligus memilukan. Tokoh-tokoh berpengaruh di komunitas internasional tidak hanya gagal meminta pertanggungjawaban Israel, mereka juga terlibat dalam kekejaman tersebut dengan terus memasok senjata tanpa syarat kepada Israel,” kata Sally Abi Khalil, direktur organisasi tersebut untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

Baca Juga:  Menbud Fadli Zon akan Promosikan Kuliner Indonesia ke Mancanegara

“Diperlukan waktu beberapa generasi untuk pulih dari dampak perang yang menghancurkan ini dan hingga kini belum ada tanda-tanda gencatan senjata,” lanjut Khalil.

Penyelidikan Amnesty International awal bulan ini menetapkan bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Laporan tersebut menyatakan bahwa Israel telah bertindak melanggar hukum internasional, dengan membunuh, melakukan kekerasan mental dan fisik, dan menimbulkan kondisi yang dapat menyebabkan kebinasaan bagi warga Palestina.

Kelompok tersebut mendapati bahwa Israel telah gagal menargetkan pejuang Hamas secara sah seperti yang mereka katakan, sebaliknya malah melukai dan membunuh warga sipil serta menghalangi bantuan penting ke jalur tersebut.

Amnesty juga menegaskan bahwa Israel telah gagal mengambil tindakan pencegahan untuk menyelamatkan warga sipil ketika diduga menargetkan anggota Hamas dan telah melakukan serangan yang tidak proporsional secara membabi buta. Kelompok itu mengatakan serangan dilakukan dengan cara yang dirancang untuk menimbulkan banyak sekali kematian dan cedera di kalangan penduduk sipil.

Baca Juga:  Jangan Tebang Pilih, KPK Harus Berani Usut Firli terkait Bocornya OTT Hasto dan Harun Masiku

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 45.338 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023 dan melukai lebih dari 107.764 orang lainnya dalam rentang waktu yang sama. Perang di Jalur Gaza telah meratakan seluruh lingkungan dan menjerumuskan Jalur Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam.

Back to top button