INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulsel mengundang Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin dalam acara ramah tamah perayaan Hari Perlawanan Rakyat Luwu Raya yang akan dilaksanakan Sabtu (13/1/2024) malam.
Ketua BPW KKLR Sulsel, Hasbi Syamsu menyebut pemahaman Bahtiar Baharuddin soal sejarah cukup luas. Baik mengenai sejarah lokal di Sulsel, nasional maupun sejarah dunia.
“Terimakasih banyak sekali Pak Gubernur. Kami betul-betul dapat pencerahan soal sejarah Sulsel, apalagi sejarah nasional dan bahkan dunia,” kata Hasbi di Ruang Kerja Gubernur Sulsel pada Selasa (2/1/2024).
Dalam acara ramah tamah, Pj Gubernur diharapkan hadir memberikan ceramah soal sejarah Sulsel.
“Kami berharap Bapak Gubernur bisa menyampaikan sedikit soal sejarah Sulsel di sana nantinya,” harapnya.
Selain ramah tamah, kegiatan ini akan dirangkaikan dengan senam sehat dan pemeriksaan kesehatan gratis pada Minggu pagi (14/1/2024) di Car Free Day Jalan Sudirman Makassar.
Sejumlah rangkaian kegiatan juga akan dilaksanakan di Luwu Timur pada Selasa (23/1/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Bahtiar Baharuddin menyebut masyarakat Sulsel yang paling setia kepada NKRI.
“Betapa orang Luwu, Sulawesi Selatan ini setia pada NKRI. Karena pada saat itu Belanda tidak terima Indonesia merdeka dan gerakan propaganda Belanda sampai di PBB menyampaikan bahwa Indonesia belum merdeka,” kata Bahtiar.
Namun, saat itu Indonesia dengan modal Radio Republik Indonesia (RRI) melakukan propaganda melalui udara dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) menyampaikan bahwa Indonesia telah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang.
“Saat itu radio kita terus melakukan gerakan propaganda melalui udara,” tambahnya.
Bahtiar juga mengaku cukup memahami sejarah perlawanan. Pasalnya sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 disusun, ia sudah mengumpulkan sejarawan di Indonesia untuk membahas soal perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah.
“Saya tahu betul hari perlawanan karena saya yang menyusun Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia,” bebernya.
Untuk itu, Bahtiar menyarankan BPW KKLR membedah sejarah di Sulsel. Kenapa sejak dulu masyarakat Sulsel banyak keluar ke berbagai daerah bahkan mancanegara.
“Sejak dulu masyarakat Sulawesi Selatan keluar dari kampung karena pada saat itu kampung tidak aman. Jadi ini tugasnya KKLR untuk mencari keluarganya di berbagai daerah di Indonesia,” tutupnya.