Pj Gubernur Ingin Mini Distribution Center Diterapkan di Kabupaten Kota Sulsel
Upaya Menjaga Inflasi

INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Berbagai upaya dilakukan Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin untuk menjaga inflasi lebih khususnya jelang Natal dan Tahun Baru 2024. Pengecekan harga komoditi di pasar tradisional terus dilakukan seperti di Pasar Panampu, Makassar pada Rabu (13/12/2023).
Untuk itu, sebagai langkah antisipasi, Pemprov bersama TPID Sulsel akan menghadirkan Mini Distribution Center (MDC) di sejumlah pasar tradisional di kabupaten dan kota, khususnya yang angka inflasinya tinggi.
“Saat ini di Makassar ada lima mobil truk yang beroperasi. Dengan MDC, masyarakat mendapatkan harga bahan pokok yang terjangkau, melibatkan Bulog, Forkopimda dan Pemkot,” kata Bahtiar.
Dikatakan, MDC ini merupakan program Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Namun Bahtiar menyebut jika ini diterapkan untuk Kabupaten/Kota lainnya di Sulsel akan lebih membantu dalam menjaga inflasi.
“Saya berharap ini bisa direplikasi ke daerah lain, termasuk dengan bantuan TNI Polri. Kalau ini bisa kita lakukan, harga-harga kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru itu bisa kita kendalikan dengan baik,” tambah Bahtiar.
Bahtiar mengungkapkan, MDC ini merupakan pertama di Indonesia dengan pemodelan menangani inflasi. Program Pemkot Makassar ini diakuinya kemudian diangkat menjadi program provinsi.
“Kita sedang mengupayakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk 21 bahan pokok itu mencukupi di masyarakat. Karena masyarakat kita harus mendapatkan harga yang baik. Di samping itu, warga kita yang produsen bahan pokok juga mendapatkan harga yang baik juga. Supaya masyarakat tenang,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto siap membackup lima mobil pengendali inflasi lagi untuk memperkuat layanan MDC.
“Kita punya 10 mobil, tapi yang digunakan itu baru lima. Tapi kita siap,” ucap Danny Pomanto.
Selain mobil pengendali inflasi, Pemkot Makassar juga memiliki Kontainer Terpadu atau Konter yang digunakan sebagai lokasi operasi pasar untuk menjual komoditi yang harganya cenderung naik.
“Itu di 143 kontainer, jadi kalau telur yang naik itu saja yang kita jual. Jadi memang fokus di komoditi yang naiknya saja,” tutupnya.