News

Pj Gubernur DKI Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis tak Ganggu Efisiensi Anggaran


Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, memastikan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) tak mengganggu efisiensi anggaran. Ia menyebut, program tersebut dijalankan menggunakan persediaan medis yang ada.

“Sejauh ini cek kesehatan gratis menggunakan APBN. Tapi untuk saat ini kami masih menggunakan persediaan bahan medis habis pakai,” kata Teguh di Pulo Gadung, Jakarta Timur, dikutip Selasa (11/2/2025).

Ia menegaskan, salah satu fungsi petugas medis, yakni untuk melayani masyarakat, salah satunya dengan melakukan screening kesehatan.

“Kerjanya petugas medis itu kan salah satu tugasnya, perannya memang melayani masyarakat,” ucapnya.

Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan sebanyak 9,2 juta warga dapat memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Baca Juga:  Wakapolres Kuansing Riau Patah Tulang Ditabrak Saat Razia Balap Liar

Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, usai meninjau pelaksanaan CKG di Puskesmas Pulo Gadung, Jakarta Timur.

“Jumlah target, sasaran yang ada di DKI Jakarta untuk CKG ini adalah sekitar 9,2 juta orang,” ujar Teguh.

Meski sasaran penerima layanan cukup besar, Teguh menegaskan pihaknya belum memerlukan tambahan tenaga medis. Dia yakin jumlah SDM yang ada sudah mencukupi.

Kementerian Kesehatan membagi tiga jenis pemeriksaan sesuai dengan siklus hidup. Berikut adalah pembagiannya lengkapnya:

A. Bayi Baru Lahir

1. Kekurangan hormon tiroid bawaan – Deteksi hipotiroid kongenital.

2. Kekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD) – Skrining defisiensi G6PD.

3. Kekurangan hormon adrenal bawaan – Deteksi gangguan adrenal kongenital.

Baca Juga:  Viral Kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana terkait Tambang Nikel di Raja Ampat, Bahlil: Enggak Ada Itu

4. Penyakit Jantung Bawaan Kritis – Skrining penyakit jantung bawaan.

5. Kelainan Saluran Empedu – Pemeriksaan atresia bilier.

6. Pertumbuhan (Berat Badan) – Pemantauan tumbuh kembang bayi.

B. Balita dan Anak Prasekolah

1. Pertumbuhan – Pemantauan berat dan tinggi badan.

2. Perkembangan – Evaluasi perkembangan kognitif dan motorik.

3. Tuberkulosis

4. Telinga

5. Mata

6. Gigi

7. Talasemia – Pemeriksaan darah pada usia 2 tahun jika ada riwayat keluarga.

8. Gula Darah – Pemeriksaan darah pada usia 2 tahun.

C. Dewasa dan Lansia

1. Merokok

2. Tingkat Aktivitas Fisik

3. Status Gizi

4. Gigi

5. Tekanan Darah

6. Gula Darah

7. Risiko Stroke dan Risiko Jantung (≥ 40 tahun)

Baca Juga:  Mensesneg: Belum Ada Pembahasan Reshuffle Kabinet

8. Fungsi Ginjal (≥ 40 tahun)

9. Tuberkulosis

10. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

11. Kanker Payudara (≥ 30 tahun)

12. Kanker Leher Rahim (≥ 30 tahun)

13. Kanker Paru (≥ 45 tahun)

14. Kanker Usus Besar (≥ 50 tahun)

15. Mata

16. Telinga

17. Jiwa

18. Hati (Hepatitis B, C, Sirosis)

19. Calon Pengantin (Anemia, Sifilis, HIV)

20. Geriatri (≥ 60 tahun) – Pemeriksaan kesehatan lansia.

Back to top button