News

Penahanan Guru SD Honorer di Konawe Selatan Akhirnya Ditangguhkan


Kejaksaan Negeri (Kejari) Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara menangguhkan penahanan guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan bernama Supriyani.

Penahanan itu dilakukan pihak kepolisian atas dugaan penganiayaan terhadap siswa berinisial D (6) yang merupakan anak anggota polisi bernama Aipda Wibowo Hasyim.

Kepala Seksi (Kasi) Intelijen Kejari Konsel Teguh Oki Tribowo menjelaskan penangguhan terhadap Supriyani merupakan hasil koordinasi dengan Pengadilan Negeri Andoolo.

“Pelaksanaan penetapan hakim PN Andoolo terkait penangguhan penahanan guru honorer SDN 4 Baito tersebut telah dilaksanakan pada hari ini oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Konsel,” kata Teguh, Selasa (22/10/2024).

Dalam penanganan perkara yang menimpa Supriyani itu menurutnya akan tetap diteruskan ke persidangan untuk menemukan kebenaran materiil dari kasus tersebut.

Baca Juga:  Kepala PPATK Klaim Prabowo Dukung Pemblokiran Rekening Dormant

“JPU (Jaksa Penuntut Umum) juga akan mempertimbangkan segala aspek dalam penuntutan ke depannya,” ujarnya.

Diketahui, Penangguhan penahanan tersebut berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 048/LBH-HAMI-Konsel/Kuasa/X/2024 pada tanggal 20 Oktober 2024 dengan mengajukan Surat Permohonan Penangguhan Penahanan Nomor 050/LBH-HAMI-Konsel/X/2024 yang dikeluarkan pada 21 Oktober 2024.

Dalam permohonan tersebut terdapat beberapa pertimbangan, yakni Supriyani yang masih memiliki anak balita yang membutuhkan perhatian dan pengasuhan yang intens. Supriyani juga masih aktif menjadi guru di SDN 4 Baito dan masih harus memenuhi kewajibannya dalam membimbing siswanya.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka cukup alasan untuk mengabulkan permohonan penangguhan penahanan Supriyani dengan memperhatikan pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana.

Baca Juga:  Beda Haji Isam dengan Elon Musk, Bangun Negeri tak Incar Posisi

Sebelumnya, Guru Honorer SDN 4 Baito Supriyani dilaporkan oleh salah seorang orang tua murid kelas 1, terkait dengan dugaan penganiayaan pada 25 April 2024.

Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan dan juga menempuh upaya mediasi bersama dengan pemerintah setempat. Namun, jalan damai tidak ditemukan sehingga pihak kepolisian meningkatkan status ke penyidikan, serta melimpahkan kasus tersebut kepada pihak kejaksaan atau P21.

Back to top button