Market

Pakar Singgung Dampak Cadangan Devisa yang Makin Tergerus terhadap Perekonomian


Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menyatakan Indonesia tak perlu khawatir dengan cadangan devisa (cadev) yang terus berkurang. Sebab ini hal yang wajar karena fungsi cadev memang digunakan saat dibutuhkan.

“Berkurangnya cadev tidak perlu dikhawatirkan. Tidak ada dampaknya ke perekonomian. Cadev memang fungsinya untuk digunakan ketika dibutuhkan, yaitu untuk pembayaran kewajiban pemerintah ke luar negeri dan untuk stabilisasi,” tutur Piter kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (11/5/2025).

Ia menyebut dengan situasi nilai tukar Rupiah yang semakin melemah, cadev menjadi salah satu cara Bank Indonesia (BI) untuk mengintervensi.

“Di tengah tekanan terhadap Rupiah yang begitu besar, wajar kalau cadev kemudian berkurang,” ujarnya.

Baca Juga:  Menteri Nusron Ungkap Ada Keluarga Kuasai Lahan 1,8 Juta Ha, KPA Sebut Sinarmas hingga Barito Group

Cadangan devisa bukan hanya angka di atas kertas, melainkan simbol kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia dan alat intervensi riil bagi stabilitas eksternal. 

Cadangan devisa adalah aset tersedia di bawah kontrol Bank Indonesia selaku otoritas moneter. Salah satu fungsi Cadev oleh BI adalah menjaga nilai tukar rupiah. 

Cadangan devisa juga untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

BI sebelumnya mengumumkan cadev pada Mei 2025 susut hingga US$4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Angka susutnya cukup besar, nyaris Rp75 triliun dengan kurs Rp16.500/US$.

Posisi cadev April 2025 tercatat US$136,2 miliar dan telah tergerus signifikan menjadi US$131,6 miliar pada Mei 2025. 

Baca Juga:  Dibanggakan Jokowi Saat di IKN, Kereta Tanpa Rel Akhirnya Dibalikin ke China

Back to top button