Muncul Dugaan Penyimpangan Lapkeu WIKA 2023 Senilai Rp803 Miliar, Direksi Tahu?


Di tengah kabar baik, PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk sukses melunasi utang bisnis Rp3,29 triliun dan utang obligasi atau Sukuk Rp1,18 triliun, muncul berita tak sedap. Terkait selisih laporan keuangan 2023 sebesar Rp803,2 miliar.  

Berdasarkan data yang diperoleh Inilah.com, Jumat (2/5/2025), terkuak laporan keuangan WIKA dan entitas anak tahun 2023 yang telah diaudit Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanti, Mawar & Rekan dengan laporan nomor 00320/2.1030/AU.1/03/0181-3/1/III/2024, dan opini akuntan yang ditandatangani Benny Andria pada 28 Maret 2024.

Dalam laporan keuangan (lapkeu) yang telah diaudit dan dipublikasikan itu, terdapat selisih atau penyimpangan Rp803.217.824.000 (Rp803,2 miliar).

Berkenaan dengan penyajian laporan keuangan tersebut, direksi PT Wiyaya Karya (Persero/WIKA) Tbk dan entitas anak menyatakan siap bertanggung jawab. Lewat surat pernyataan yang ditandatangani Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WIKA, Adityo Kusumo, pada 28 Maret 2024.

Dalam RUPST WIKAT Tahun 2024, jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen WIKA dipecah menjadi Direktur Keuangan dan Direktur Manajemen Risiko dan Legal.  Di mana, Adityo Kusumo ditunjuk sebagai Direktur Keuangan. Sedangkan Dirut WIKA tetap dijabat Agung Budi Waskito. 

Atas temuan ini, Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah mendorong agar segera ditindaklanjuti aparat penegak hukum. Baik itu Kejaksaan Agung (Kejagung) atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), segera menggarap temuan ini.

Pola seperti ini, menurut Iskandarsyah, pernah ditemuinya di dua perusahaan pelat merah alias BUMN lain. Yakni PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero).

“Setelah 2 BUMN, yakni Pupuk Indonesia dan PLN kini giliran WIKA diduga melakukan hal yang sama. Patut diduga ada potensi kerugian negara Rp803 miliar,” kata Iskandar, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Selain itu, lanjut Iskandarsyah, temuan ini harus menjadi atensi Menteri BUMN, Erick Thohir. Agar tata kelola BUMN bisa lebih baik di kemudian hari.

“Negara harus hadir dan tindak tegas para koruptor. Apabila ini dibiarkan akan menjadi preseden buruk bagi BUMN. Jangan sampai, BUMN selalu jadi lembaga bancakan bagi koruptor,” pungkasnya.

Pihak Inilah.com telah mencoba mengonfirmasi kepada Corporate Secretary PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk, Mahendra Vijaya terkait hasil audit laporan keuangan konsolidasian tahun 2023 yang mencantumkan adanya selisih (penyimpangan) Rp803,2 miliar.

Laporan tersebut ditandatangani Agung Budi Waskito selaku Direktur Utama dan Adityo Kusumo selaku Direktur Keuangan & Manajemen Risiko.

Namun, Mahendra mempertanyakan informasi tersebut dan menyatakan akan memberikan penjelasan setelah melakukan penelusuran.

Hingga berita ini dipublikasikan, Mahendra belum memberikan tanggapan lanjutan. “Ini informasi darimana ya? Kami akan cek dulu ya,” ujar Mahendra saat dihubungi Inilah.com, Jumat (2/5/2025).

 

 

Exit mobile version