MPR Jajaki Kerja Sama Pengembangan PLTN dengan Rosatom Rusia

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menjajaki kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia, dalam pertemuan dengan pimpinan perusahaan nuklir Rusia, Rosatom, di Saint Petersburg, Rusia.
Eddy dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, pada Minggu (25/5/2025), menyampaikan teknologi yang dikembangkan oleh Rosatom sangat relevan dengan kebutuhan energi Indonesia ke depan. Sebab sifatnya yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan standar keamanan yang tinggi.
“Teknologi nuklir modular terapung menawarkan solusi yang menyeluruh bagi negara kepulauan yang luas seperti Indonesia,” kata Eddy.
Dengan demikian, mobilitas yang tinggi dari teknologi nuklir modular terapung tersebut sesuai dengan kebutuhan wilayah yang selama ini sulit dijangkau jaringan listrik nasional, seperti wilayah terluar dan tertinggal.
Ia menjelaskan kebutuhan Indonesia untuk energi nuklir akan semakin terasa pada 8-10 tahun mendatang ketika berbagai sumber energi terbarukan di Pulau Jawa sudah digunakan dan habis. Kondisi itu membuat kebutuhan energi nuklir menjadi salah satu opsi dari energi baru yang bersih dan bisa dimanfaatkan selama 24 jam (baseload power).
Selain itu, teknologi Nuklir yang dikembangkan Rosatom juga dinilai sudah memenuhi standar keamanan terbaru yang diakui secara global.
“Rosatom adalah perusahaan pertama di dunia yang meluncurkan unit Generasi III+. Ini adalah teknologi paling canggih, sepenuhnya mematuhi semua standar keselamatan pasca-Fukushima,” ucap dia.
Eddy pun meyakini kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan energi nuklir modular akan memberikan manfaat, khususnya dalam transfer pengetahuan, inovasi, dan teknologi pada sumber daya manusia (SDM) bidang energi terbarukan, khususnya teknologi Nuklir.
Sebagai pimpinan MPR RI, Eddy meyakini pentingnya dukungan lintas sektor dan lintas kelembagaan agar Indonesia tidak tertinggal dalam transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
“Teknologi nuklir harus dipahami tidak lagi sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai peluang strategis yang harus dikaji secara ilmiah, terbuka, dan bertanggung jawab,” tutur Eddy.
Pertemuan Eddy dengan First Deputy CEO Rosatom Kirill Komarov dilakukan di sela rangkaian agenda Kongres Ekologi Internasional Nevsky XI, yang dihadiri para pemangku kepentingan bidang lingkungan dan energi terbarukan dari berbagai negara.
Rosatom merupakan perusahaan Rusia bidang teknologi pengembangan energi nuklir yang sudah mendunia.
Dalam pertemuan itu, Komarov menjelaskan mengenai teknologi nuklir modular terapung yang sudah dikembangkan Rosatom dan saat ini menjadi terobosan teknologi terbaru pengembangan energi terbarukan.