Arena

Movlid Khaybulaev, Petarung tak Terkalahkan yang Pernah Di-KO Pecandu


Namun, seperti halnya pertarungan, kenyataan sering kali ganjil dan mengagetkan. Beberapa pekan setelah laga, hasil investigasi Nevada State Athletic Commission (NSAC) mengungkapkan, Pineda berlaga dengan kadar testosteron yang jauh di atas ambang batas. NSAC tidak hanya mencabut kemenangan Pineda, tetapi juga menjatuhkan denda sebesar $12,500 dan mengubah hasil laga menjadi no contest. 

 

Pada 17 Oktober 2019, di ajang Profesional Fighters League (PFL) 8 Playoffs, Movlid Khaybulaev mengalami malam paling kelam dalam kariernya. Lawannya saat itu, Daniel Pineda, mencatat kemenangan fenomenal hanya dalam waktu 29 detik di ronde pertama. Sebuah pukulan telak di awal laga menghentikan Khaybulaev dan membuat arena terdiam. Kekalahan itu sempat bisa jadi ibarat petatah lama,”akibat nila setitik, rusak susu sebelanga”. Ya, karena Movlid sebelumnya tak pernah kalah.  

Namun, seperti halnya pertarungan, kenyataan sering kali ganjil dan mengagetkan. Beberapa pekan setelah laga, hasil investigasi Nevada State Athletic Commission (NSAC) mengungkapkan, Pineda berlaga dengan kadar testosteron yang jauh di atas ambang batas. NSAC tidak hanya mencabut kemenangan Pineda, tetapi juga menjatuhkan denda sebesar $12,500 dan mengubah hasil laga menjadi no contest.

“Waktu itu, kekalahan itu terasa menyakitkan. Tapi ketika kebenaran terungkap, saya merasa lega. Kekalahan itu bukan karena saya lemah, melainkan karena lawan saya curang,” ujar Movlid dalam wawancara setelah hasil laga dianulasi. Dengan keputusan itu, rekor tak terkalahkan Movlid tetap terjaga hingga hari ini, menjadikannya salah satu petarung MMA paling dihormati di dunia.

Baca Juga:  Fokus ke Tim, Rizky Ridho Enggan Pusingkan Wasit Jelang Indonesia vs Bahrain

Lahir di Tanah Para Petarung

Di lanskap berbatu Khasavyurt, Dagestan—tempat yang seolah dilahirkan untuk menempa para pejuang—Movlid Khaybulaev melihat dunia untuk pertama kalinya pada 16 Oktober 1990. Di wilayah kecil Rusia ini, gulat bukan sekadar olahraga; ia adalah bahasa sehari-hari, filosofi hidup yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Anak-anak Dagestan tumbuh dengan kerasnya disiplin dan tuntutan ketangguhan yang meresap hingga ke tulang. Movlid, seperti kebanyakan anak di sana, sudah mengenal kanvas gulat sejak usia delapan tahun. Dengan penuh semangat, ia mengikuti langkah kakak-kakaknya yang telah lebih dulu mengukir nama sebagai atlet berbakat di komunitas mereka.
Lingkungan keras Dagestan membentuk karakter Movlid, tetapi perjalanan kariernya tidak terlepas dari pengaruh Abdulmanap Nurmagomedov, ayah Khabib Nurmagomedov. Abdulmanap adalah pelatih legendaris yang membangun sistem pelatihan yang ketat dan terorganisasi, menghasilkan banyak juara dunia. Movlid adalah salah satu murid Abdulmanap yang menyerap filosofi kerjanya: dedikasi penuh, disiplin, dan keteguhan mental.

“Di Dagestan, menjadi petarung bukan hanya tentang bertarung di arena. Ini adalah cara hidup kami,” kata Movlid dalam sebuah wawancara.

Dari Liga Lokal ke Panggung Dunia

Karier profesional Movlid dimulai pada 2011, saat ia bertarung di liga-liga lokal Rusia melawan petarung tangguh dari wilayah Kaukasus. Berkat kemenangan demi kemenangan yang ia raih, nama Movlid mulai dikenal. Namun, langkahnya menuju panggung dunia tidak terjadi dalam semalam.

Baca Juga:  Sidoarjo Jadi Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025

Pada 2016, ia bergabung dengan Bellator MMA, salah satu organisasi MMA terbesar. Meski tampil solid, Movlid belum mendapatkan sorotan besar seperti rekan-rekan senegaranya. Pindah ke Professional Fighters League (PFL) pada 2019 menjadi titik balik penting. Di ajang ini, Movlid menemukan momentum dengan catatan kemenangan spektakuler.

Puncaknya adalah pada musim 2021, ketika ia menjadi juara dunia PFL di kelas featherweight. Kemenangan atas Chris Wade di laga final tidak hanya memberinya sabuk juara, tetapi juga hadiah uang sebesar $1 juta.

“Momen itu adalah hasil dari semua kerja keras saya selama bertahun-tahun. Tapi saya tahu, perjalanan ini belum selesai,” ujar Movlid usai kemenangannya.

Movlid adalah bagian dari gelombang petarung Dagestan yang mendominasi dunia MMA. Bersama nama-nama besar seperti Khabib Nurmagomedov, Islam Makhachev, dan Zabit Magomedsharipov, ia membawa tradisi bela diri Dagestan ke panggung internasional.

Kesuksesan mereka bukan kebetulan. Di Dagestan, seni bela diri tidak hanya menjadi olahraga, tetapi juga tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sistem pelatihan mereka menggabungkan ketangguhan fisik dengan ketahanan mental. “Kami dilatih untuk tidak hanya menang, tetapi juga menjaga kehormatan di atas segalanya,” kata Movlid.

Sebagai petarung, Movlid dikenal dengan dedikasinya dalam mempersiapkan diri. Ia sering berlatih di pegunungan Dagestan, memanfaatkan medan berat dan udara tipis untuk melatih stamina. Persiapannya tidak hanya mencakup fisik, tetapi juga mental dan spiritual. “Saya percaya, kemenangan tidak hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang ketenangan dan fokus,” katanya.

Baca Juga:  PSSI Dapat Suntikan Dana Terbesar dari Kemenpora, Begini Kata Dito

Selain itu, Movlid dikenal dekat dengan komunitasnya. Ia sering melatih anak-anak di kampung halamannya, mengajarkan mereka dasar-dasar gulat dan memberikan motivasi untuk meraih impian mereka.

“Saya ingin mereka tahu bahwa jika saya bisa meraih kesuksesan, mereka juga bisa,” ujar Movlid.

Rekor tak Terkalahkan dan Cedera Mata yang Menghentikan  

Movlid Khaybulaev, dengan rekor impresif 23 kemenangan tanpa kekalahan, telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu petarung featherweight terbaik di dunia. Puncak kariernya tercapai saat ia memenangkan gelar juara dunia PFL pada tahun 2021, mengalahkan Chris Wade melalui keputusan mutlak.

Sayangnya, perjalanan gemilangnya harus terhenti akibat cedera mata serius yang memaksanya pensiun dari dunia MMA. Cedera ini membuatnya tidak dapat melanjutkan kompetisi, meskipun detail spesifik mengenai insiden yang menyebabkan cedera tersebut tidak banyak dipublikasikan.

Kisah Khaybulaev adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan keteguhan hati, seorang anak dari desa kecil di Dagestan mampu menaklukkan panggung dunia. Dari kemenangan gemilang hingga pensiun yang tak terduga, perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang tentang arti sejati dari dedikasi dan semangat juang.

Bagi Movlid, kemenangan bukan hanya soal gelar atau hadiah uang, tetapi tentang warisan yang ia tinggalkan untuk generasi berikutnya. Dari tanah keras Dagestan ke panggung megah MMA, Movlid Khaybulaev adalah simbol dari semangat juang yang tak pernah padam. [ ]

 

Back to top button