Misi Katy Perry ke Antariksa Dituding Palsu, Dari CGI Murahan hingga Simbol Setan Terkuak

Penerbangan luar angkasa berdurasi 11 menit yang dilakukan penyanyi pop Katy Perry bersama Blue Origin seharusnya menjadi perayaan kemajuan perempuan di dunia antariksa. Namun, alih-alih dipuji, misi NS-31 justru diseret ke pusaran teori konspirasi yang menyamakan misi sains ini dengan pertunjukan Hollywood berbalut simbol okultisme.
Misi yang lepas landas dari Van Horn, Texas, Senin (14/4/2025), membawa enam penumpang perempuan ke batas luar angkasa sejauh 66,5 mil. Mereka mengalami mikrogravitasi selama beberapa menit sebelum mendarat dengan selamat. Namun, tayangan langsung dari penerbangan ini justru menjadi bahan bakar bagi komunitas konspirasi daring yang mendalilkan kebohongan, CGI murahan, dan bahkan ritual setan.
Tuduhan CGI dan ‘Tangan Manekin’
Beberapa warganet mengklaim video penerbangan menggunakan CGI berkualitas rendah. Salah satu potongan video menunjukkan adanya tangan plastik dalam kapsul, yang diduga berasal dari manekin “Mannequin Skywalker” milik Blue Origin yang digunakan dalam uji coba tahun 2017. Klaim ini dibantah: rekaman tangan tersebut berasal dari arsip video lama, bukan dari misi Perry.
Kecurigaan lainnya tertuju pada pintu kapsul yang tampak terbuka terlalu mudah saat Jeff Bezos datang menyambut. Netizen membandingkan momen itu dengan prosedur NASA yang sangat teknis dan presisi. Dalam logika teori konspirasi, pintu “terlalu gampang dibuka” dianggap sinyal bahwa seluruh misi adalah panggung sandiwara.
Rambut Perry dan Teori Mikrogravitasi
Hal tak terduga seperti gaya rambut pun jadi objek perdebatan. Perry dinilai memiliki rambut yang “terlalu rapi” untuk situasi tanpa gravitasi. Padahal, seperti dijelaskan oleh para pakar antariksa, perbedaan durasi misi (3 menit vs 9 bulan) serta perlakuan terhadap rambut (styling selebritas vs natural astronot) sangat memengaruhi tampilan visual.
Simbol Setan dan ‘Ritual di Langit’
Teori paling liar menyebutkan bahwa misi ini menyisipkan simbol Baphomet pada patch kru NS-31 yang dikenakan Katy Perry. Bahkan, momen ketika ia membunyikan lonceng sebelum terbang disebut sebagai “ritual satanik publik”. Teori ini mengaitkan desain lambang misi dengan video musik Perry yang berjudul “E.T.”, di mana ia muncul dengan kaki kambing.
Padahal, simbol dalam patch justru mewakili identitas masing-masing kru—mikrofon untuk Gayle King, timbangan keadilan untuk Amanda Nguyen, dan sebagainya.
Menurut psikolog Dr. Daniel Jolley dari University of Nottingham, fenomena ini bukan hal baru. “Antariksa dan selebritas adalah dua ladang subur untuk lahirnya teori konspirasi,” ujarnya. Ketika dua dunia itu digabung dalam satu narasi, publik cenderung sulit membedakan mana fakta, mana sensasi.
Ruang Baru, Mitos Lama
Terlepas dari kegaduhan digital, misi NS-31 tetap tercatat sebagai tonggak penting dalam sejarah pariwisata luar angkasa yang lebih inklusif gender. Namun, keberhasilan sains tampaknya belum cukup untuk mengalahkan daya pikat algoritma dan narasi alternatif. Katy Perry mungkin telah kembali dari luar angkasa, tapi kini ia harus menghadapi ruang yang lebih asing: dunia maya yang dikuasai kecurigaan dan mitos viral.