INILAHSULSEL.COM, PANGKEP – Aksi dugaan penganiayaan oleh oknum polisi lalu lintas Polres Pangkep terhadap pengemudi motor menggunakan helm viral di media sosial.
Terkait kejadian itu, Sat Lantas Polres Pangkep bergerak cepat mencari tahu kebenarannya. Dari hasil penelusuran, Kasat Lantas Polrestabes Pangkep, AKP Jumadi menyangkal aksi penganiayaan tersebut.
“Tidak dipukul, helem jatuh di aspal, kayak diketok begitu. Kalau dipukul hancur mukanya,” kata AKP Jumadi pada Rabu (7/2/2024).
Dijelaskan, kejadian itu bermula ketika pengemudi yang diketahui berinisial AD (38) mengendara motor dengan tidak mematuhi aturan lalu lintas. Oknum Polantas, SW (38) yang bertugas kemudian menghentikan AD.
“Mulanya masalah pelanggaran lalu lintas, yang bersangkutan bonceng tiga tidak pakai helem. Motornya tidak ada spion, knalpotnya brong, tidak ada BPKB, tidak ada SIM dan STNK. Saat ditahan dia marah, motornya didorong di Pos Lantas. Dia tidak terima,” beber AKP Jumadi.
Pasca kejadian itu, kedua belah pihak telah bertemu dan sepakat untuk berdamai yang dituangkan dalam surat perdamaian. Oknum Polantas, SW meminta maaf kepada AD dan begitu pula sebaliknya.
“Mohon maaf sebesar-sebesarnya, saya harap mohon maaf saya diterima, saya khilaf. Saya harap persoalannya sampai di sini,” kata SW, terlihat video perdamaian yang dikirim oleh Kasat Lantas.
“Saya juga mohon maaf karena saya tidak mematuhi lalu lintas,” jawab AD.
Sebelumnya, dalam video yang beredar di media sosial menarasikan seorang oknum Polantas di Pangkep memukul seorang warga.
Dalam video itu, AD mengaku ditilang sementara pengemudi lainnya yang juga melanggar tidak ditilang. AD kemudian menahan pengemudi lainnya yang membuat oknum Polantas keberatan hingga dianiaya menggunakan helm dan dicekik.
“Langsung pukul pake helem. Keberatan ku tahan kan motor lain juga. Kan pas dekatnya tapi tidak ditilang. Saya ambilkan kuncinya. Jadi kembali ke sini pukul helem, dia cekik juga,” kata AD dalam video tersebut.
