Market

Meski Kuartal I-2025 Ekonomi Tumbuh Kontet, Sri Mulyani Masih Optimistis Meroket 5,8 Persen


Meski kuartal I-2025, perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh 4,87 persen, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani masih optimistis bisa meroket di kisaran 5,2 persen hingga 5,8 persen pada 2026.

Hal itu diungkapkan Sri Muyani dalam Sidang Paripurna DPR di gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/5/2025), mengagendakan paparan kerangka ekonomi makro (KEM) dan pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN tahun anggaran 2026.

“Di tengah berbagai tantangan global, kita perlu terus bekerja keras serta meningkatkan kolaborasi dan persatuan antar komponen bangsa. Hal ini diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun 2026 yang diasumsikan di kisaran 5,2 persen hingga 5,8 persen,” kata Sri Mulyani.

Dia mengatakan, target ekonomi tumbuh hingga 5,8 persen pada 2026 itu, bisa dicapai dengan mempertimbangkan berbagai risiko serta ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih tinggi. Saat ini, tingkat suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) dipatok 6,6 persen hingga 7,2 persen untuk tenor 10 tahun.

Baca Juga:  Rupiah Ambruk, Utang Luar Negeri Tembus RpRp7.144,6 Triliun, BI Bilang Masih Aman

“Minat beli investor di pasar SBN, ditambah investasi asing langsung serta kinerja ekspor yang terus dipertahankan tetap kuat, akan menciptakan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di rentang Rp16.500-Rp16.900 per dolar AS,” kata dia.

Sedangkan angka inflasi, lanjut mantan Direktur Pelaksana World Bank atau Bank Dunia itu, dipertahankan di kisaran 1,5 persen, hingga 3,5 persen, dengan berbagai upaya terukur, baik dari sisi supply maupun demand.

Bendahara negara ini, memproyeksikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude price/ICP) berkisar US$60-US$80 per barel. Dengan angka lifting minyak bumi sebanyak 600 ribu-605 ribu barel per hari, dan lifting gas sebanyak 953-1.017 ribu barel setara minyak per hari.

Baca Juga:  Sri Mulyani Klaim Dapat Jempol Prabowo, Usai Lapor Hasil Diskusi Tarif Trump hingga IMF-World Bank

Dia optimistis bisa diraih dengan dukungan percepatan sejumlah rencana investasi. Termasuk pemanfaatan teknologi tinggi untuk mendorong produktivitas sumur migas yang ada.

Dengan berbagai asumsi makroekonomi tersebut, kata Sri Mulyani, kebijakan fiskal akan terus efektif dan mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Diharapkan efektif dalam mendongkrak kesejahteraan, termasuk mewujudkan angka kemiskinan yang semakin rendah.

Tahun depan, lanjutnya, pemerintah mencanangkan target penurunan angka kemiskinan di rentang 6,5 persen-7,5 persen. Sedangkan tahun ini, kemiskinan diharapkan bisa ditekan ke level 7,0 persen-8,0 persen.

“Tingkat pengangguran terbuka berada di rentang 4,44 persen-4,96 persen dibandingkan target 2025 di 4,5 persen-5,0 persen,” imbuhnya.

Sedangkan untuk gini rasio, masih menurut Sri Mulyani, ditargetkan bisa terus membaik di dalam rentang 0,377-0,380, atau turun ketimbang target gini ratio pada 2025 di kisaran 0,379-0,382. “Dengan Indeks Modal Manusia (IMM) ditargetkan membaik ke 0,57 dari target 2025 sebesar 0,56,” jelasnya.

Baca Juga:  Menkop Budi Arie Tegaskan Parpol Boleh Ikut Kopdes Merah Putih

 

Back to top button