Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyatakan militer negaranya saat ini mengalami kekurangan personel dan logistik akibat peperangan terutama agresi brutal ke Jalur Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023 lalu.
Dalam sebuah unggahan panjang di platform media sosial X, Bennett mengatakan militer Israel telah ‘terlalu terbebani’ dengan pertempuran di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Lembah Yordan, Lebanon, Suriah, dan Sinai selama satu setengah tahun terakhir.
“Belum pernah sebelumnya kami diharuskan mengelola begitu banyak perbatasan dan tentara,” ujar Bennett, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (27/4/2025).
Ia menambahkan bahwa saat ini militer Israel kekurangan 20.000 tentara.
Bennett menyerukan kepada pemerintah untuk lebih melonggarkan pembatasan perekrutan warga Israel ultra-Ortodoks guna meringankan beban para prajurit cadangan, termasuk putranya sendiri.
Pada Januari lalu, militer Israel telah merekrut 338 warga ultra-Ortodoks, setelah Mahkamah Agung setempat memutuskan tidak ada dasar hukum untuk pengecualian wajib militer yang sebelumnya berlaku.
Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza terus berlangsung. Sedikitnya 40 warga Palestina dilaporkan tewas pada Sabtu (26/4/2025) akibat bombardir Israel.
Hal itu di tengah peringatan para pejabat bantuan kemanusiaan mengenai kondisi kelaparan skala penuh akibat blokade Israel.
Di sisi lain, kelompok Hamas menyatakan telah menyampaikan ‘visi untuk mencapai kesepakatan komprehensif yang mencakup gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan rekonstruksi’ kepada para mediator di ibu kota Mesir, Kairo.
AS juga melanjutkan serangannya terhadap kelompok Houthi di Yaman, dengan membombardir beberapa kawasan di Sana’a dan menyebabkan sedikitnya delapan orang terluka, menurut laporan media.
Sejak perang Israel di Gaza dimulai 18 bulan lalu, setidaknya 51.495 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 117.524 lainnya mengalami luka-luka.
Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan ribuan lainnya dinyatakan hilang di bawah reruntuhan dan diduga telah meninggal dunia.
Sebanyak 1.139 orang dilaporkan tewas di Israel dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang dilaporkan disandera.