Luwu Utara Suplai Tanaman Holtikultura Kebutuhan IKN

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), menyuplai beberapa komoditas tanaman hortikultura, seperti kentang dan sayur mayur lainnya, untuk kebutuhan masyarakat di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani melalui keterangannya diterima di Makassar, Senin (25/9/2023), mengatakan, suplai kentang ke IKN berasal dari perkebunan petani di Desa Rinding Allo, Kecamatan Rongkong. Selain itu ke Morowali, Sulawesi Tengah.
“Informasi dari Pak Ilyas, pemilik lahan, kentang ini dikirim melalui Pelabuhan Pare-pare ke IKN. Jadi ke depan kita berharap dari Pelabuhan Munte atau melalui Pelabuhan Belang-belang jika akses jalan sudah tembus ke Sulawesi Barat. Itu yang kita harap sebenarnya melalui ruas Mabusa ke Seko Lemo tembus ke Pelabuhan Belang-belang,” ucap Indah.
Dia berharap masyarakat yang memiliki lahan dapat melakukan hal yang sama, mengingat kentang paling cocok di suhu yang dingin dan paling bagus ditanam di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (MDPL).
“Untuk warga yang berada di ketinggian bisa juga melakukan hal yang sama. Karena (kentang) ini tidak butuh perawatan yang rumit apalagi sepanjang tahun sinar matahari cukup. Terlebih kepada para pemuda, jangan takut kotor, ayo jadi petani milenial. Sebab tidak ada artinya gengsi jika kantong kosong,” tuturnya.
Sementara itu Ilyas Supratna, petani kentang asal Jawa Barat menyebutkan, saat ini sedang mengembangkan kentang di lahan sekira dua hektare dengan melibatkan masyarakat.
“Kentang bisa dipanen sekira 80-100 hari tergantung kebutuhan pasar. Jelang hari raya biasanya lebih cepat karena juga kebutuhan pasar dan petani. Satu hektare biasanya bersih sekira Rp50 juta dan dalam setahun bisa dua kali panen,” terangnya.
Ia mengaku peluang usaha sangat terbuka karena tidak semua daerah di Sulsel seperti Rongkong yang memiliki iklim sejuk. Apalagi di Rongkong daerahnya berada di ketinggian 1.600 MDPL, cocok untuk pengembangan kentang dan sayur mayur lainnya.
“Jika kentang jadi, sayuran yang lain juga jadi. Karena kalau kol jadi, bawang merah jadi. Cabai jadi, belum tentu kentang jadi, itu pengalaman saya di beberapa daerah di Indonesia,” jelasnya.
Ia juga mengatakan kentang bisa ditanam sepanjang tahun di Rongkong karena daerahnya dingin. Ke depan ia bercita-cita mengajak masyarakat lebih banyak lagi agar tersedia pasokan yang lebih besar.
“Kalau di Eropa misalnya, yang memiliki empat musim itu hanya bisa satu kali menanam kentang. Kalau di Rongkong ini bisa sepanjang tahun menanam kentang, karena daerahnya yang dingin. Jadi sangat potensial,” ucap Ilyas.