News

Lautan Manusia di Monas Rayakan HUT Bhayangkara ke-79, Menggantung Asa Polri untuk Masyarakat


Monumen Nasional (Monas) Selasa (1/7/2025) pagi itu berubah menjadi lautan manusia. Sejak matahari baru saja muncul di ufuk timur, ribuan warga sudah memadati kawasan kebanggaan Ibu Kota ini. Mereka datang dari berbagai penjuru Jakarta dan sekitarnya, membawa satu semangat yang sama, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79.

Buruh berseragam, pelajar dengan jaket almamater, ibu-ibu menggandeng anak, hingga anggota organisasi masyarakat (Ormas) dari berbagai penjuru, semua tumplek blek larut dalam antusiasme. Tak sekadar datang, mereka membawa bendera merah putih, spanduk dukungan untuk Polri, serta membawa harapan dan semangat yang tak kalah riuh dari stadion bola.

“Saya bangga sekali sama Polri. Sekarang banyak perubahan, lebih humanis dan dekat dengan rakyat. Makanya saya ajak anak-anak ke sini supaya mereka melihat langsung, bukan hanya di televisi,” ungkap Siti Rohani (45), seorang buruh asal Bekasi, sambil tersenyum lebar saat ditemui Inilah.com.

Monas pagi itu menjadi etalase modernisasi Polri yang penuh warna. Atraksi paramotor dengan berputar-putar di langit Monas memukau ribuan pasang mata yang menengadah kagum. Tepuk tangan bergemuruh setiap kali para penerbang bermanuver di udara, membentuk formasi yang menyimbolkan keberanian dan kesatuan.

Baca Juga:  Meski Kepuasan Publik terhadap Kinerja Prabowo Tinggi, Tidak dengan 2 Menterinya

Tak kalah menarik, barisan polisi cilik tampil lincah dan kompak di lapangan utama, memperagakan formasi barisan disertai yel-yel yang mengundang decak kagum. Para penonton tak henti mengabadikan momen menarik ini lewat ponsel mereka.

Di panggung utama tampak Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan jajaran pejabat tinggi negara maupun undangan menyaksikan dengan penuh perhatian aksi para polisi cilik ini sambil bertepuk tangan. 

antarafoto-atraksi-polisi-pada-upacara-hut-ke-79-bhayangkara-1751384545.jpg
Salah satu atraksi saat perayaan HUT Bhayangkara (Foto: Antara)

Berbagai tarian tradisional turut tampil menjadikan suasana lebih meriah mencerminkan keberagaman budaya Nusantara. Bahkan robot-robot polisi berteknologi tinggi berkeliling seperti humanoid, robotdog atau I-K9, robot tank, hingga robot agriculture ikut dalam parade pasukan, bahkan sempat memberi hormat kepada Presiden Prabowo.

Baca Juga:  Guru Besar UI: Putusan MK soal Pemilu tak Sesuai Konstitusi, Apakah akan Tingkatkan Kualitas Demokrasi?

Suasana gegap gempita itu berubah menjadi khidmat saat upacara resmi dimulai. Presiden Prabowo bertindak sebagai inspektur upacara, didampingi Kapolri. Keduanya tampak serius saat memeriksa pasukan menggunakan kendaraan Maung berwarna hitam. Wajah Prabowo dengan raut haru, beberapa kali menatap barisan personel Polri yang berdiri tegak.

“Saya bangga melihat Pak Prabowo dan Polri hari ini. Saya rasa ke depan kita bisa lebih aman dan maju. Harapannya Polri semakin tegas tapi tetap merakyat,” kata Andi Saputra (29), seorang buruh pabrik yang datang bersama rekan-rekannya.

Tapi perayaan ini bukan semata seremoni. Ia adalah cermin besar yang memantulkan harapan rakyat. Di tengah segala kritik dan ekspektasi, Polri tetap berdiri di garis depan. Dan Kapolri pun tahu itu.

Rangkaian HUT Bhayangkara ke-79 di Monas bukan sekadar seremoni biasa. Lebih dari itu, ia menjadi panggung kebanggaan dan refleksi kepercayaan masyarakat kepada kepolisian. Kehadiran warga yang begitu masif pagi itu seolah menjadi bukti besarnya harapan masyarakat agar Polri terus berbenah serta mengayomi rakyat dengan sepenuh hati agar Indonesia selalu damai, aman, dan sejahtera.

Baca Juga:  Kejagung Periksa Pejabat LPEI dan Bank BUMN Dalami Kasus Kredit Sritex

Di sela-sela atraksi, beberapa warga terlihat berfoto bersama personel Polri yang bertugas, menunjukkan keakraban yang mungkin jarang terlihat di hari-hari biasa. HUT Bhayangkara ke-79 ini sejatinya bukan hanya milik Polri, tapi juga milik seluruh rakyat Indonesia. 

Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam sambutannya menyadari bahwa pelaksanaan tugas Polri belum sempurna. Ia menegaskan, Polri akan selalu terbuka terhadap kritik yang masuk sebagai bentuk dukungan dari masyarakat. “Kami berkomitmen untuk selalu berpegang pada keyakinan bahwa setiap kritik dan saran dari masyarakat adalah wujud dukungan,” katanya.

Ia menambahkan, Polri menjadikan kritik masyarakat sebagai semangat untuk beradaptasi dan berbenah. “Energi bagi kami agar terus tumbuh beradaptasi serta melakukan pembenahan berkelanjutan, demi satu tujuan mulia, menghadirkan sosok ‘Polri untuk Masyarakat’,” ujanya. Dirgahayu Bhayangkara ke-79! 

Back to top button