Lagi Efisiensi, 30 Staf Man United Dibayari Amorim ke Final Liga Europa


Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menunjukkan sisi kepemimpinannya di luar lapangan dengan membiayai sendiri perjalanan 30 anggota stafnya beserta keluarga ke final Liga Europa 2024/2025 di Bilbao, Spanyol, yang digelar pada 21 Mei mendatang. Keputusan ini diambil setelah pihak klub menginformasikan bahwa staf pelatih, fisioterapis, dan tim pendukung harus membayar sendiri tiket untuk menyaksikan laga melawan Tottenham Hotspur tersebut.

Langkah Amorim tersebut menjadi kontras dengan kebijakan manajemen United yang saat ini tengah menerapkan berbagai langkah penghematan, termasuk rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 200 pegawai di Old Trafford pada musim panas ini. Klub hanya memberikan alokasi dua tiket yang dapat dibeli oleh staf, tanpa fasilitas perjalanan atau tiket gratis ke final.

Sebagai perbandingan, finalis Liga Champions Paris Saint-Germain (PSG) pekan lalu mengumumkan akan membiayai perjalanan 600 stafnya ke Munich untuk menyaksikan laga melawan Inter Milan pada 31 Mei mendatang.

Sumber internal United menyebutkan, keputusan klub untuk tidak menanggung biaya staf diambil demi memaksimalkan ketersediaan tiket bagi pendukung yang ingin membeli tiket dari jatah 15.000 yang diperoleh klub untuk laga di Estadio San Mamés. Para pemain pun hanya diberikan jatah dua tiket, dan biaya perjalanan keluarga serta kerabat ditanggung sendiri.

Namun, Amorim yang membawa sebagian stafnya dari Sporting CP sejak ditunjuk menjadi pelatih United pada November lalu, memilih turun tangan. Ia membayar seluruh biaya tiket dan perjalanan bagi para stafnya, termasuk anggota tim dengan gaji rendah, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka selama enam bulan terakhir yang penuh tantangan.

Menurut sumber ESPN, Amorim secara langsung memberitahu manajemen United bahwa ia akan menanggung biaya tersebut agar seluruh anggota stafnya dapat membawa dua orang keluarga atau kerabat dekat ke Bilbao.

Langkah Amorim ini menjadi simbol solidaritas di tengah situasi sulit United, sekaligus memperlihatkan gaya kepemimpinan yang mengutamakan loyalitas dan kebersamaan dalam tim.

Exit mobile version