INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Tahun ini Kota Makassar kembali masuk nominasi Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahap II bersama 12 kabupaten/kota di Sulsel.
Pemkot Makassar mengikutkan Appakabaji UMKM inovasi Dinas Koperasi dan UKM dalam penilaian PPD tingkat provinsi. Wali Kota Makassar, Danny Pomanto memaparkan langsung keunggulan Appakabaji di hadapan Tim Penilai di Hotel Ibis Styles, Makassar pada Jumat (23/2/2024).
Dalam pemaparannya, Danny menyebut Appakabaji UMKM merupakan program terintegrasi dengan Lorong Wisata yang juga diikutkan pada PPD 2023 tahun lalu. Inovasi Appakabaji lahir untuk memperbaiki ekosistem dan kualitas produk UMKM di Makassar.
“Terkhusus lagi UMKM di Lorong Wisata itu kita inkubasi sehingga tidak lagi menjadi UMKM biasa tapi sudah menjadi startup lorong,” kata Danny.
Danny menyebut jalur kerja program Appakabaji dimulai dari Tim Enumenator yang turun ke lapangan melakukan pendataan pelaku UMKM di 153 kelurahan. Data itu kemudian dimasukkan ke dalam website aplikasi Sistem Informasi Data Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (SidatuMiciko).
Sebelum masuk di Inkubator Center atau tahap inkubasi, pelaku UMKM melewati tahapan pra inkubasi atau kurasi klasifikasi.
“Kita juga ada 143 kontainer terpadu (Konter) dan ini menjadi bagian penting dalam pengembangan UMKM. Ada 21 konten di situ yang kita layani dan menjadi jembatan pelayanan publik yang terbaru. Di situ tempat konsultasi awal terkhusus soal legalitas,” tuturnya.
Pelaku UMKM yang lolos ke tahap inkubasi akan mengikuti pelatihan dan konsultasi di Inkubator Center dan terakhir adalah tahap akselerasi atau akses perbankan, pemasaran hingga partnership sehingga bisa menjadi kelompok bisnis yang kuat.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Muhammad Rheza menjelaskan Appakabaji adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengupgrade produk UMKM.
“Kami tidak sekadar menunggu tapi kami jemput bola sekaligus mendata pelaku UMKM,” ungkap Rheza.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM, ada 2.162 UMKM yang masuk di tahap prainkubasi. Namun setelah dilakukan kurasi klasifikasi hanya 510 UMKM yang lolos ke tapah inkubasi dan 113 yang sampai ke tahap akselerasi.
“Jadi 113 UMKM ini yang ibaratnya sekolah sudah lulus dan siap bersaing di luar. Bahkan ada yang sudah terdaftar di e-katalog,” tuturnya.