Pemerintah Indonesia menggandeng raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Oracle, dalam pengembangan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat kedaulatan digital.
Inisiatif ini dipimpin oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang menekankan pentingnya kerja sama global untuk mendorong transformasi digital nasional. Fokus kolaborasi mencakup pembangunan infrastruktur komputasi berperforma tinggi yang mampu menunjang pemrosesan AI, sekaligus menjaga keamanan dan keberlanjutan sistem digital Indonesia.
“Kami ingin Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi menjadi pusat pengembangan AI di Asia Tenggara,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/5/2025).
“Ekosistem AI yang tangguh hanya bisa tercipta jika kita membangun fondasi yang kuat, baik dari sisi infrastruktur maupun talenta,” lanjutnya.
Selain penguatan infrastruktur, kolaborasi ini juga mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang teknologi, yang dinilai sebagai aspek vital dalam mendorong adopsi AI secara berkelanjutan.
Chris Chelliah, Senior Vice President Oracle untuk Jepang dan Asia Pasifik (JAPAC), mengatakan pihaknya melihat Indonesia sebagai pasar strategis yang siap memainkan peran utama dalam pengembangan teknologi regional.
“Oracle berkomitmen untuk menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia—mulai dari keamanan data hingga keberlanjutan digital. Kami membawa teknologi sekaligus investasi jangka panjang,” ujarnya.
Oracle telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Melalui kerja sama ini, perusahaan memperkuat kontribusinya dalam pembangunan ekosistem digital nasional, mencakup sektor publik, layanan kesehatan, pendidikan, industri kreatif, dan pertahanan siber.
Komdigi dan Oracle juga sepakat membentuk tim kerja bersama untuk menyusun peta jalan AI nasional yang bersifat inklusif dan berorientasi pada daya saing global.
