Memoar Melania Trump Ungkap Kepedihan Rumor Autisme Buah Hatinya Barron

Dalam memoarnya yang baru-baru ini dirilis, Ibu Negara Melania Trump membuka diri tentang rumor yang sangat menyakitkan bahwa putranya, Barron Trump, mengidap autisme. Rumor itu telah mengganggu kesejahteraan mental putra dari Donald Trump yang baru saja terpilih kembali sebagai Presiden AS ini.
Rumor-rumor tersebut, yang pertama kali muncul pada 2016, menyebabkan gelombang spekulasi daring, pengawasan publik, dan akhirnya, perundungan terhadap bocah lelaki yang saat itu berusia 10 tahun.
Dalam tulisannya, Melania yang lahir di Slovenia pada 1970 menekankan dampak dari asumsi yang salah terhadap buah hatinya itu. Ia menjelaskan bagaimana berita tak benar itu menyebabkan kerusakan emosional yang berkepanjangan bagi putranya dan keluarganya. Bagaimana insiden itu terjadi dan mengapa Ibu Negara itu yakin spekulasi semacam itu berbahaya?
Asal Usul Rumor Autisme
Rumor seputar dugaan autisme Barron Trump bermula setelah sebuah video viral mencuat usai Konvensi Nasional Partai Republik 2016. Ekspresi wajah dan tindakan bocah yang lahir pada 20 Maret 2006 di New York City, Amerika Serikat dalam video ini diteliti dan diberi keterangan untuk mengungkap kemungkinan bahwa ia mengidap autisme. Kejadian itu makin memanas ketika komedian Rosie O’Donnell mengunggah video itu ke media sosial dan berspekulasi bahwa ia mungkin mengidap autisme.
Dalam memoarnya, Melania mengungkapkan bahwa kejadian ini tidak hanya mengejutkan tetapi juga sangat menyedihkan baginya sebagai seorang ibu karena Barron tiba-tiba menjadi sorotan publik dengan cara yang belum pernah dibayangkan sebelumnya.
Melania, membahas keputusannya untuk angkat bicara mengenai tuduhan autisme, dengan menekankan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu yang protektif. Melania yang menikah dengan Trump pada 22 Januari 2005, di Palm Beach, Florida itu menjelaskan bahwa ia lebih memilih untuk tetap diam, karena mengira rumor-rumor itu akan mereda.
Namun, ketika desas-desus itu semakin keras dan semakin banyak orang yang ikut bergabung, ia merasa berkewajiban untuk menghadapi tuduhan-tuduhan palsu itu.
“Saya terkejut dengan kekejaman seperti itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa anggapan itu tampaknya ditujukan untuk menyakiti keluarganya alih-alih meningkatkan kesadaran akan autisme. Kata-katanya merupakan seruan untuk bersikap peka, terutama ketika membahas anak-anak di ruang publik.
Dampak Spekulasi terhadap Kesejahteraan Barron
Dalam memoar tersebut, Melania juga menyoroti konsekuensi rumor autisme tersebut terhadap Barron, yang masih anak-anak saat video viral tersebut beredar. Ia menceritakan rasa sakit yang dirasakan putranya saat dirundung dan merasa diawasi karena asumsi yang salah.
Reaksi Barron, jelasnya, adalah kebingungan dan sakit hati. Melania mengklaim bahwa spekulasi publik semacam itu dapat berdampak psikologis jangka panjang pada anak-anak, termasuk perasaan terisolasi dan perubahan citra diri, serta menekankan pentingnya membiarkan anak-anak, terlepas dari latar belakang keluarga, tumbuh tanpa pengawasan publik.
Sepanjang memoarnya, Melania menyinggung pandangannya tentang kesadaran autisme, dengan mengungkapkan rasa hormatnya kepada keluarga dan individu yang terdampak oleh gangguan spektrum autisme. Namun, ia menekankan bahwa berspekulasi tentang kemungkinan diagnosis seorang anak di media sosial adalah hal yang berbahaya, dan tidak membantu.
Ia menegaskan bahwa spekulasi publik dapat membangun stigma, memperkuat stereotip, dan pada akhirnya merugikan individu yang menjadi sasaran spekulasi tersebut dan komunitas autisme secara luas. Diagnosis serumit autisme seharusnya hanya datang dari tenaga medis, bukan dari analisis yang dilakukan secara diam-diam di platform media sosial.
Melania jarang tampil dalam acara kampanye terbaru Trump dan disebut-sebut memiliki keinginan untuk tidak terlalu terlibat sebagai Ibu Negara jika suaminya kembali menjadi presiden. Rumor tentang perpisahan mereka telah tersebar selama bertahun-tahun, terutama setelah beberapa momen publik menunjukkan jarak antara keduanya.
Namun tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa mereka telah berpisah atau berencana untuk bercerai. Beberapa laporan bahkan menunjukkan bahwa pasangan ini telah memperbarui perjanjian menjelang pemilihan presiden, yang mencerminkan persiapan untuk berbagai kemungkinan, bukan rencana perceraian langsung.