Market

Kejar Swasembada Energi, Menteri Bahlil Bakal Evaluasi Blok Migas Mangkrak


Banayknya blok minyak dan gas bumi (migas) yang mangkrak, membuat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia geregetan juga. Dia sudah ‘gatal’ untuk membenahi agar bisa secepatnya produksi, demi mewujudkan swasembada energi. 

Untuk itu, Menteri Bahlil meminta izin kepada Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan evaluasi terhadap sejumlah blok migas mangkrak. “Kami minta izin dan arahan. Sekiranya Pak Presiden berkenan kami akan mengevaluasi izin untuk kita kembalikan ke KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) lain, yang mampu mewujudkan agar bisa meningkatkan lifting menuju kedaulatan energi,” kata Menteri Bahlil di Kepulauan Riau. dikutip dari YouTube Sekretaris Presiden, Sabtu (17/5/2025).

Kata dia, blok migas di kawasan Laut Natuna, izinnya telah lama dikeluarkan, namun tak kunjung beroperasi. Padahal, menurut kajian KESDM, blok-blok migas yang mangkrak itu, menyimpan potensi minyak 5.000 hingga 7.000 barel per hari.

Baca Juga:  Wayan Koster Larang Air Minum Kemasan Kurang dari 1 Liter, Bikin Sulit Pengusaha dan Pemulung

“Sekitar blok-blok ini, ternyata masih banyak blok yang bisa kita kerjakan. Pemegang izinnya sudah lama dipegang, namun tidak seera beroperasi. Padahal bisa meningkatkan 5.000-7.000 barel,” ucap Menteri Bahlil,

Langkah evaluasi yang direncanakan, kata Ketua Umum (Ketum) Parta Golkar itu, sangat diperlukan untuk mendukung pencapaian target produksi nasional dan mempercepat realisasi kedaulatan energi.

Dia bilang, proyek Forel dan Terubuk yang dioperasikan Medco E&P Natuna Ltd, merupakan wilayah kerja migas terjauh dari daratan, saat ini aktif berproduksi di Indonesia.

Asal tahu saja, lokasi blok migas ini sekitar 60 mil laut dari daratan, dengan kedalaman 90 meter. Total investasi proyek ini mencapai US$600 juta atau setara Rp9,86 triliun (kurs Rp16.441/dolar AS), menyerap sekitar 2.300 tenaga kerja selama masa konstruksi.

Baca Juga:  Indef Masih Melihat Peluang Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Ini Syaratnya

Ia menekankan, nilai strategis proyek ini karena seluruh prosesnya dilakukan ana bangsa. Misalnya, operator, tenaga kerja, dan kapal floating production, storage, and offloading (FPSO) yang digunakan dalam proyek ini, hasil karya anak bangsa dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 100 persen.

Menteri Bahlil melaporkan, saat ini, produksi migas nasional atau lifting minyak pada 2024, diperkirakan 580 ribu barel per hari. Masih jauh dari target jangka menengah pemerintah yang ditetapkan 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2029-2030.

“Dalam rangka menerjemahkan arah kebijakan Pak Presiden yang telah mencanangkan 2029-2030 kita harus menciptakan produksi kita sekitar 900 ribu sampai 1 juta barel. Maka kami melaporkan bahwa secara umum 2024 lifting kita mencapai 580 ribu barel,” ujarnya.
 

Baca Juga:  Penahanan Ijazah Karyawan di Surabaya Bentuk Pelanggaran HAM dan KUHP

Back to top button