Kasus TBC Meningkat, DPRD Minta Pemprov DKI Cari Solusi, Jangan Hanya Proaktif saat Kasus Melonjak

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana mengaku prihatin dengan meningkatkannya kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di ratusan RW di Jakarta. Ia meminta Pemprov DKI turun langsung meninjau ke RT/RW, bukan hanya langkah administratif.
“Penanggulangan TBC tidak bisa hanya mengandalkan kuratif di rumah sakit. Harus diperkuat juga aspek deteksi dini lewat skrining aktif di permukiman padat, tracing kontak erat, dan pendampingan pengobatan hingga tuntas,” kata Justin saat dihubungi inilah.com, Jumat (16/5/2025).
“Karena banyak pasien yang putus obat padahal pemulihan TBC itu memakan waktu dan harus konsisten,” sambungnya.
Ia juga mendorong Dinkes DKI untuk menggandeng Puskesmas, kader kesehatan, dan pengurus wilayah dalam edukasi publik secara terus menerus.
“TBC ini penyakit yang menular lewat udara dan sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial-ekonomi warga mulai dari kepadatan hunian, ventilasi buruk, hingga kurangnya gizi,” ucapnya.
Ia menegaskan meningkatnya kasus TBC ini adalah cermin dari masih lemahnya sistem kesehatan publik, terutama di kota besar seperti Jakarta.
“Pemerintah harus ambil peran lebih proaktif dan melibatkan masyarakat dalam pencegahan, bukan hanya reaktif setelah angka melonjak,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengakui tingginya angka kasus TBC di Jakarta. Ia menyebut Dinkes DKI telah mengimplementasikan strategi pengendalian TBC berbasis komunitas. Saat ini, tercatat sebanyak 274 Rukun Warga (RW) di Jakarta telah berstatus siaga TBC.
Ia menjelaskan, peran layanan kesehatan Pasukan Putih adalam program ini sangat krusial. Nantinya, mereka akan berkolaborasi erat dengan kader TB di tingkat komunitas untuk aktif mencari kasus baru TBC.
Selain itu, mereka juga bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC agar bersedia menjalani pemeriksaan.
“Pasukan Putih juga akan mendampingi penderita TBC untuk menyelesaikan minum obatnya karena harus minum obat selama enam bulan,” kata Ani di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kepatuhan pengobatan bagi kesembuhan pasien TBC. Ia juga menegaskan komitmen penuh Pemprov dalam mengendalikan penyebaran penyakit TBC di wilyah DKI Jakarta.