Market

Jualan Nol Emisi Karbon, Menteri Bahlil Pikat Investor di Swiss

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menjamin, pemerintah Indonesia serius merealisasikan nol emisi karbon pada 2060. Harapannya, investor antri masuk Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini pun, mengajak investor untuk tidak ragu membangun bisnisnya ke Indonesia. “Saya undang teman-teman yang melakukan investasi ini. Seluruh perizinannya kami urus dengan perhitungan yang win-win. Tidak boleh ada standar ganda menurut saya. Ketika ada satu upaya strategis standar ganda, di sini ada kegagalan kita semua. Dan harus fair, harus terbuka,” kata Bahlil, dikutip Selasa (24/5/2022).

Namun, Menteri Bahlil meminta keadilan dan keterbukaan, terkait perhitungan nilai karbon guna mempercepat transisi ke ekonomi tanpa emisi yang ramah lingkungan. Hal itu disampaikan dalam World Economic Forum (WEF) 2022 bertajuk “Unlocking Carbon Markets” di Davos, Swiss.

Baca Juga:  Trump Benar-benar Ngelunjak, Indonesia Baru Memulai Negosiasi: Tarif Impor Tekstil Dikerek Nyaris 50 Persen

Saat ini, kata Menteri Bahlil, regulasi global terkait investasi di pasar karbon, dirasakan belum cukup adil. Di mana, harga karbon dari negara maju jauh lebih tinggi ketimbang dari negara berkembang,

Termasuk karbon dari negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang menghasilkan karbon, masih rendah. “Saya punya satu kekhawatiran, moderator. Ketika ini tidak mampu kita mediasi dan mitigasi secara baik, maka saya tidak menjamin rakyat sekitar hutan akan memelihara hutan. Dan negara berkembang belum punya cukup kapital untuk melakukan investasi hal ini,” jelas Menteri Bahlil.

Dia mengatakan, seluruh negara didunia harus melakukan kolaborasi yang baik. “Karena ini kita butuh kolaborasi yang baik. Kita ingin melahirkan produk yang hijau, tetapi kita juga ingin suatu kolaborasi yang saling menguntungkan dalam rangka investasi,” katanya.

Baca Juga:  Prabowo Sebut Qatar Komitmen Investasi 2 Miliar Dolar AS ke Danantara

Saat ini, lanjut Menteri Bahlil, salah satu fokus pemerintah Indonesia adalah mewujudkan ekosistem industri hilirisasi, dalam rangka mendorong investasi hijau. Salah satunya membangun ekosistem industri baterai listrik.

Selain itu, kata dia, pemerintah Indonesia telah menjalankan tata kelola industri sawit yang sesuai rekomendasi global. Semisal, tidak lagi menebang. Saat ini, sedang diberlakukan moratorium penebangan hutan untuk menjadi kebun sawit.

“Pada saat kita melarang ekspor sawit, dunia berteriak. Kita begitu baru menyetop sedikit ekspor batu bara dunia juga teriak. Jadi saya katakan tidak boleh ada standarnya. Jadi kalau kita mau, ayo duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Seluruh dunia sudah merdeka, tidak bisa lagi ada menyatakan dia lebih hebat dari negara lain. Karena ini persoalan dunia,” tandas Bahlil.

Baca Juga:  Rapat Petinggi BI Putuskan Tahan Suku Bunga, Hati-hati Dolar AS Terbang Rp17.000

 

Back to top button