Jokowi Banggakan Operasional Smelter Tembaga di NTB tapi Gagal Tumbuhkan Ekonomi Menjauhi 5 Persen


Presiden Jokowi membanggakan beroperasinya smelter tembaga serta fasilitas pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Katanya mampu mendongkrak ekonomi daerah dan nasional. Kenyataannya, pertumbuhan ekonomi hanya berkutat di level 5 persen saja.

“Kami harapkan produk domestik regional bruto di NTB bisa naik, di Sumbawa Barat juga bisa naik, dan yang mendapatkan manfaat sebesar-besarnya adalah rakyat di NTB dan rakyat di seluruh Indonesia,” kata Jokowi dalam acara peresmian smelter tembaga Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat, NTB, Senin (23/9/2024).

Jokowi menuturkan, keberadaan fasilitas industri yang mengolah konsentrat tembaga menjadi logam murni atau smelter dapat mendukung posisi Indonesia sebagai salah satu negara pemilik cadangan tembaga terbesar di dunia.

Menurutnya, smelter tembaga membuat Indonesia tidak lagi mengekspor bahan mentah atau raw materials ke luar negeri. Ekspor bahan mentah jelas merugikan Indonesia sebagai pemilik sumber daya alam dan hanya menguntungkan negara-negara yang mempunyai smelter.

“Kalau selamanya hanya diekspor dalam konsentrat mentah, nilai tambahnya tidak berada di kita, nilai tambahnya hanya berada di negara-negara yang memiliki smelter, sehingga keberanian dan niat baik dari Amman, saya sangat mengapresiasi sekali,” kata Jokowi.

Fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dibangun dalam waktu sekitar 14 bulan dan menjadi salah satu pembangunan megaproyek tercepat di dunia untuk skala proyek serupa.

Nilai pembangunan fasilitas smelter yang memakai teknologi double flash smelting menggabungkan proses flash smelting dan flash converting itu sebesar Rp21 triliun dan menjadi salah satu proyek strategis nasional di Indonesia.

Fasilitas smelter dan pemurnian logam mulia Amman berdiri di kawasan seluas 272 hektare. Lokasinya berada 1,5 kilometer dari Pelabuhan Benete yang berada di Sumbawa Barat.

Kapasitas pengolahan smelter itu mencapai 900 ribu ton per tahun dengan memproses konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang, serta fluks silika sebanyak 139 ribu ton per tahun.

Adapun produksi utama smelter tersebut adalah 220 ribu ton per tahun katoda tembaga LME grade A dengan kemurnian 99,99 persen dan 830 ribu ton per tahun asam sulfat dengan kemurnian 98,50 persen.

Sedangkan, fitur utama pemurnian logam mulia adalah 987 ton per tahun lumpur anoda dengan produk utama 18 ton per tahun emas batang an dengan kemurnian 99,99 persen, 55 ton per tahun perak batang an dengan kemurnian 99,95 persen, dan 77 ton per tahun selenium dengan kemurnian 99,9 persen.

Selama Jokowi berkuasa, perekonomian hanya bergerak di seputaran 5 persen. Seharusnya, operasional smelter yang merupakan bagian dari hilirisasi tambang, bisa memberikan nilai tambah.

Seharusnya, pertumbuhan ekonomi bisa melejit hingga di atas 5 persen. “Dari dua periode yang dilalui pemerintahan Jokowi, rasa-rasanya ketika kita ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada 2045 itu, sepertinya tidak akan terwujud. Karena membutuhkan persyaratan rate of economic growth sekitar 7 persen lebih,” kata pengamat ekonomi, Edy Suandi Hamid.

Memang, kata dia, beberapa kinerja Jokowi harus diakui menjanjikan hasil positif. Sebut saja, pembangunan infrastruktur, seperti perpanjangan jalan tol, pembangunan bandara dan lainnya. Namun, ada pula pembangunan yang menimbulkan polemik, yakni perpindahan ibu kota negara di tengah sulitnya ekonomi.
 

Exit mobile version