Jangan Tunggu Saling Cakar Antarfaksi, Kongres PDIP Momentum Pas untuk Regenerasi

Kongres PDIP akan digelar April mendatang, banyak yang menerka-nerka apa mungkin terjadi regenerasi kepemimpinan di tubuh banteng moncong putih, mengingat usia Ketum Megawati Soekarnoputri kini sudah 77 tahun.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga, berpendapat kongres mendatang bisa jadi momentum yang pas untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan.
“Saya melihat, mumpung Ibu Mega masih ada, sebaiknya estafet kepemimpinan itu segera dia serahkan. kepada siapapun yang dia percaya,” ujarnya kepada Inilah.com, Jakarta, dikutip Minggu (5/1/2025).
Dia mengingatkan, di internal PDIP terdapat faksi-faksi. Jamiluddin khawatir nantinya akan ada ‘cakaran’ politik jika regenerasi PDIP tidak dilakukan saat ini.
“Kita tahu di PDIP ini kan faksi-faksinya sangat kuat. Nah, mereka antarfaksi Itu saat ini masih sungkan sama Ibu Mega. Kebayang tidak, kalau ibu Mega tiba-tiba tidak ada, itu akan terjadi cakaran-cakaran yang luar biasa antarfaksi untuk menguasai PDIP,” tuturnya.
Meski begitu, Jamiluddin menyerahkan sepenuhnya kepada PDIP tentang siapa yang akan menggantikan posisi Megawati sebagai ketua umum.
“Namun di sini, saya melihat ada dua pilihan. Apakah Ibu Mega tetap ingin penggantinya adalah ras Soekarno atau dia hanya mau menyerahkan kepada orang lain, yang bukan ras Soekarno. Tetapi yang ideologisnya kuat ke Soekarno,” ucap Jamiluddin.
“Jika tetap ingin rasnya Soekarno, maka ada dua pilihan Prananda atau Puan Maharani. Kalau bukan harus ras Soekarno, bisa jadikan, kita melihat ada banyak, Bambang Pacul, juga bisa, Said Abdullah Itu juga menurut saya sangat potensial dan sangat ideologis,” kata dia melanjutkan.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Perempuan dan Anak, Bintang Puspayoga sempat berbicara soal siapa kandidat ketua umum baru banteng moncong putih.
Megawati diakui memang calon terkuat untuk menjabat kembali, akan tetapi Bintang tak menampik bisa saja ada calon lain yang akan muncul pada kongres yang rencananya diselenggarakan April 2025.
“Itu kan tergantung PDI Perjuangan kan sangat demokratis. Nanti deh, itukan proses kalau saya jawab sekarang kan itu dalam proses,” kata dia di kantor DPD PDIP Bali, dikutip di Jakarta, Sabtu (27/12/2024).
“Kita sangat demokratis, mulai dari anak ranting, ranting, PAC, DPC, DPD kayak gitu semua prosesnya,” kata dia lagi.
Sosok Megawati memang tak tergantikan di PDIP, dia perekat di internal. Akan tetapi zaman sudah berubah, gaya berpolitik Megawati dan orang-orang di sekitarnya dinilai beberapa kalangan sudah tidak related dengan situasi terkini.
Hal itu tercermin dari torehan buruk banteng di Pilkada 2024. PDIP tumbang di empat Provinsi besar, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Seharusnya, kekalahan ini jadi momentum PDIP berinterospeksi.
Patut juga dipertimbangkan faktor gap generasi. Bukan mustahil, kekalahan ini disebabkan karena gaya berpolitik Megawati dan sejumlah elite PDIP, tidak related dengan generasi Milenial dan generasi Z yang merupakan pemilih mayoritas.
“Terkait tentang figur kepemimpinan Ibu Megawati, kalau untuk internal partai PDIP, beliau sebagai pemersatu dan soliditas partai. Tetapi untuk publik, khususnya anak-anak muda bisa jadi ingin ada perubahan, ada regenerasi kepemimpinan, mengingat ibu Mega memang sudah cukup lama memimpin partai ini,” ujar peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli, saat berbincang dengan Inilah.com, awal Desember lalu.
Bicara soal kandidat ketum selain Megawati, nama Ketua DPP PDIP Puan Maharani belakang santer dibicarakan. Meski baru sebatas desas-desus, tapi tak menutup peluang.
Megawati pun pernah menggoda putrinya itu menggantikan posisinya. Hal itu terjadi saat Megawati memberi sambutan dalam Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta Pusat, 24 Mei lalu.
“Saya bilang pada Mbak Puan apa, sebagai Ketua DPR, ‘Wah pergi ke luar negeri terus’ jadi terus saya bilang, ‘Gantianlah sama saya, saya deh yang jadi anggota eh Ketua DPR, kamu yang jadi Ketua Umum’ ha-ha-ha,” ucap Megawati kala itu.
Pernyataan tersebut kemudian dinilai sebagai sinyal pergantian kursi ketum PDIP. Kendati demikian, Puan tidak menjawab lugas ketika ditanya apakah godaan tersebut merupakan kode bagi dirinya akan menggantikan posisi Megawati.
“Berdoa saja. InsyaAllah,” kata Puan di sela-sela hari kedua Rakernas PDIP di Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu, 25 Mei 2024.