Market

Ini Alasan Mentan Amran Ogah Gunakan Laboratorium Internal untuk Ungkap Beras Oplosan


Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap alasan menggunakan 13 laboratorium eksternal ketimbang laboratorium internal dalam mengungkap dugaan pengoplosan beras.

“Kami tidak ingin kecolongan, padahal pertanian punya lab tetapi ini sangat sensitif. Kenapa kita pakai (13 lab ini), karena kita tidak mau serangan balik terjadi dari publik, ini sangat hati-hati karena kepentingan orang banyak,” kata Amran di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).

Dia menjabarkan,  “13 laboratorium pengujian di 10 provinsi terdiri dari Lab Bulog, genetika dan pemuliaan tanaman Universitas Syiah Kuala Aceh, balai pengujian mutu produk tanaman Jakarta, balai Besar perakitan dan modernisasi pasca panen Pertanian Bogor, PT Mutu Agung Lestari Tbk (Depok), balai penerapan modernisasi pertanian Jawa Barat, balai peningkatan mutu dan keamanan pangan dinas ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah.”

Baca Juga:  Prabowo Pastikan Koperasi Desa tak Matikan BUMDes

Lalu ada UPT pengujian sertifikasi mutu barang-lembaga tembakau dinas perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, balai pengujian dan sertifikasi mutu barang dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, balai Besar pengujian standar instrumen Bogor, PT Mutu Agung Lestari Tbk (Sulawesi Selatan), UPTD pengujian sertifikasi mutu barang dinas perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara, dan Sucofindo Surakarta.

Ia menyatakan pengambilan sampel dilakukan sejak 6-23 Juni 2025 dari berbagai titik di 10 provinsi, yaitu pasar induk beras Cipinang, pasar dan tempat penjual beras di Jabodetabek, pasar dan tempat penjual beras yang ada di Sulawesi Selatan, Lampung, Aceh, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Baca Juga:  DPR Desak Pemerintah Perkuat Cadev Antisipasi Risiko Ekonomi Imbas Gejolak Geopolitik

Terkait 212 produsen beras yang nakal ini, Mentan Amran masih enggan mengeksposnya. Ia memilih menunggu aparat penegak hukum dalam hal ini, Polri untuk mengungkapkan produsen merek beras apa saja yang menjadi pelaku, agar bukti-bukti yang ada tidak dihilangkan.

“Kami sebenarnya kemarin mau umumkan 212 (siapa saja produsen) itu, tetapi langsung kasatgas (pangan) bilang ‘Pak Mentan, jangan karena barang bukti bisa dihilangkan di mana-mana’,” tandasnya.
 

Back to top button