Bologna menorehkan sejarah emas di Stadion Olimpico, Roma, Kamis (15/5/2025) dini hari WIB, setelah menundukkan AC Milan 1-0 pada partai final Coppa Italia 2024/2025. Gol tunggal Dan Ndoye menjadi penentu kemenangan Rossoblu, sekaligus mengakhiri puasa gelar mereka yang sudah berlangsung selama 51 tahun.
Keberhasilan ini menjadi gelar Coppa Italia ketiga sepanjang sejarah Bologna, setelah sebelumnya menjadi juara pada edisi 1970 dan 1974. Kemenangan ini juga memastikan anak asuh Vincenzo Italiano lolos ke Liga Europa musim depan.
Laga berjalan dengan intensitas tinggi sejak menit pertama. AC Milan, yang datang sebagai favorit, mengawali pertandingan dengan agresif. Rafael Leao hampir membawa Rossoneri unggul saat memporak-porandakan lini pertahanan Bologna, namun Alex Jimenez gagal menyelesaikan peluang emas dari jarak dekat.
Bologna tak tinggal diam. Mike Maignan dipaksa melakukan penyelamatan gemilang untuk menepis sundulan Santiago Castro dan peluang dari Riccardo Orsolini yang sempat lolos dari perangkap offside.
Di sisi lain, Lukasz Skorupski tampil heroik di bawah mistar Bologna. Ia menggagalkan dua peluang beruntun dari Alex Jimenez dan Luka Jovic yang nyaris membuka keunggulan Milan menjelang turun minum.
Pertandingan semakin memanas di babak kedua. Bologna akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-53. Orsolini yang lolos dari jebakan offside sempat dijegal Theo Hernandez, namun bola jatuh ke kaki Dan Ndoye. Tanpa ampun, Ndoye menghajar bola ke sudut gawang Maignan dan mengubah skor menjadi 1-0 untuk Bologna.
Milan mencoba bangkit dengan memasukkan Santiago Gimenez, Kyle Walker, dan Joao Felix. Namun upaya mereka tak membuahkan hasil. Peluang emas Joao Felix dan Gimenez hanya berakhir di sisi gawang atau melambung, sementara pertahanan Bologna tampil disiplin menjaga keunggulan.
Hingga peluit panjang, skor tetap bertahan 1-0 untuk Bologna. Kemenangan ini sekaligus memperpanjang rekor buruk Milan di ajang Coppa Italia sebagai tim dengan koleksi runner-up terbanyak, yakni 10 kali.
Sementara bagi Bologna, kemenangan ini tak hanya mengakhiri penantian panjang, tapi juga menjadi pembuktian kebangkitan Rossoblu di bawah kepemimpinan Italiano.
