Gunung Ili Lewotolok NTT Erupsi Dua Kali pada Jumat Malam, Lava Pijar Berhamburan

Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitasnya. Pada Jumat (27/6/2025) malam, gunung ini erupsi dua kali, disertai semburan abu dan lontaran lava pijar yang cukup mengkhawatirkan.
Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 21.08 WITA. Kolom abu membubung setinggi 500 meter, berwarna kelabu dengan intensitas sedang, dan condong ke arah barat.
Getaran letusannya terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 milimeter selama kurang lebih 39 detik. Yang bikin deg-degan, letusan ini juga diiringi dentuman kuat dan lontaran lava pijar ke segala arah.
Tak berselang lama, tepat pukul 21.46 WITA, Ili Lewotolok kembali erupsi. Kali ini, semburan abu vulkanik juga mencapai 500 meter di atas puncak.
Menurut Syawaludin, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), letusan kedua ini juga disertai gemuruh kuat dan terlihat jelas lontaran lava pijar ke arah selatan dan tenggara, sejauh sekitar 500 meter dari puncak.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 39 detik,” kata Syawaludin, dalam laporan tertulisnya yang dikutip Sabtu (28/6/2025).
Status Waspada dan Imbauan untuk Warga
Saat ini, status Gunung Ili Lewotolok masih Waspada (Level II). Dengan status ini, PPGA merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekat dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat kawah.
Khususnya bagi warga Desa Lamatokan dan Jontona, penting untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya guguran dan longsoran lava dari sisi timur puncak atau kawah.
Tidak hanya itu, pengunjung, pendaki, wisatawan, serta masyarakat Desa Jontona dan Todanara diminta untuk tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Hal yang sama berlaku untuk masyarakat Desa Amakaka di sektor barat, juga dengan radius 2,5 kilometer.
PPGA Ili Lewotolok juga mengingatkan agar masyarakat selalu menggunakan masker atau pelindung hidung dan mulut. Ini penting untuk melindungi mata, kulit, serta mencegah gangguan pernapasan seperti ISPA akibat abu vulkanik.
“Tetap berhati-hati dan selalu pantau informasi terbaru dari otoritas setempat,” pesan Syawaludin.