Garut Bukan yang Pertama, Komisi I Sebut Ledakan Amunisi TNI Sudah Enam Kali Terjadi


Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto menyampaikan dukacita ke korban tewas dalam kasus ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat. Ia mengingatkan, sudah menjadi tanggung jawab Panglima TNI untuk melayani korban dan keluarga korban di sana.

“Saya mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya terhadap 13 anggota kita yang meninggal. Tentu ini harus menjadi tanggung jawab Panglima TNI dan Kepala Staf untuk melayani mereka sampai pemakaman dan lain-lainnya sebaik-baiknya,” kata Utut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).

Ia mengaku dalam catatannya, kejadian serupa sudah terjadi sebanyak 6 kali. Namun, untungnya tidak ada korban dalam peledakan amunisi yang lalu.

“Kejadian amunisi meledak ini menurut catatan saya sudah 6 kali. Kita tentu belum bisa menjawab. Sekali lagi, saya membiasakan bicara yang baik. Tidak dalam posisi menyalahkan atau mengambing hitamkan. Tetapi ke depan kita harus memperbaiki ini,” tuturnya.

“Menurut catatan saya di tahun 1984 itu di Marinir, di Cilandak itu meledak. Meledaknya itu berjam-jam. Tetapi untung saat itu tidak ada yang wafat. Kalimat untung ini karena tidak ada yang wafat,” sambung Utut.

Untuk itu, kata dia, Komisi I DPR RI akan segera memanggil pihak terkait untuk menjelaskan kejadian tragis tersebut.

“Nanti biar Kepala Staf Angkatan Darat dan Pangdam Siliwangi untuk menjelaskan ini. Kita akan meminta beliau mudah-mudahan ini yang terakhir kali terjadi. Kita tentu mengharapkan semuanya itu yang berhubungan dengan amunisi dilakukan dengan se-propernya,” jelasnya.

Diketahui, sebanyak 13 korban tewas di mana empat di antaranya adalah aparat TNI akibat ledakan dahsyat saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pukul 9.30 WIB.

Exit mobile version