Foto: Hunian Vertikal Solusi Lahan Terbatas di Jakarta

Gedung apartemen sebagai hunian vertikal memanfaatkan keterbatasan lahan Jakarta di Kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (9/2/2022). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hendak meningkatkan pembangunan rusun karena selain mampu mengoptimalkan pemanfaatan keterbatasan lahan di Jakarta sebagai solusi penyediaan hunian layak bagi masyarakat.

Implementasi pembangunan hunian vertikal di kawasan kumuh Ibu Kota oleh para pengembang kemungkinan bisa dengan beberapa tahun ke depan, setelah kondisi ekonomi mulai pulih kembali pasca pandemi Covid-19.

Pengelolaan Rusun secara professional dan melibatkan tenaga-tenaga teknik terlatih. Terutama dalam perawatan dan perbaikan semua komponen bangunan gedung sehingga dapat menjaga umur bangunan sesuai dengan perencanaanya.

PUPR membangun hunian vertikal di kawasan kumuh di Jakarta, tujuannya memberikan hunian yang layak bagi masyarakat sekaligus memperbanyak ruang terbuka hijau.

Hunian vertikal sebagai solusi ideal untuk mengatasi masalah perumahan dan penataan di Jakarta.

Konsep hunian vertikal ini juga sudah tercantum di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta 2030.

Bentuk Hunian Vertikal di Jakarta
Jakarta memang mengarah menjadi hunian vertikal baik yang berbentuk rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) atau rumah susun sederhana milik dan kampung susun.

Pembangunan hunian MBR hanya sebanyak empat hingga lima lantai dan tanpa lift ataupun eskalator.

Mahalnya harga hunian di Jakarta salah satunya disebabkan oleh lahan yang semakin terbatas.