Suasana pertunjukan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Badung, Bali, Kamis (31/3/2022).
Wisata Pura Luhur Uluwatu setelah hampir 2 tahun tutup karena Pandemi COVID-19 kini beroperasi mulai kembali.
Pura Luhur Uluwatu kembali membuka objek wisata Pura Luhur Uluwatu dan juga turut menampilan pementasan Tari Kecak.
Pura Luhur Uluwatu kini sudah mendapatkan sertifikat CHSE, sehingga diperbolehkan menggelar pertunjukan Tari Kecak. Namun Pertunjukkan Tari Kecak hanya berlangsung satu kali setiap harinya.
Terdapat sejumlah aturan penerapan protokol kesehatan COVID-19. Diantaranya pengunjung diwajibkan memakai masker dan meakukan Check-In dengan aplikasi PeduliLindungi. Seluruh penari yang terlibat dalam pementasan sudah mendapatkan vaksin COVID-19.
Tari Kecak memiliki sejumlah adegan dalam pertunjukkannya.
Adegan yang dimainkan dalam tari kecak diantaranya: adegan Rama, Sita (bisa juga dieja dengan Sinta), dan Kijang Emas.
Kemudian adegan Sita, Rahwana, dan Garuda. Lalu adegan Twalen, Rama, Laksamana, dan Hanoman, dan yang terakhir adegan Sita, Trijata dan Hanoman.
Tokoh Hanoman menjadi tokoh yang menghibur penonton sepanjang pementasan Tari Kecak. Aksi Hanoman memanjat dan berlari ke arah bangku penonton dengan sangat gesit.
Pemeran Hanoman menjadi salah satu yang diburu oleh pengunjung terutama untuk berfoto bareng usai pertunjukkan.
Para penari juga memakai masker sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.
Dalam pementasan tari Kecak, suara musik dibuat secara akapela yang dihasilkan dari adanya gabungan suara penari “cak” biasanya sekitar 50-70 orang, Namun saat pandemi COVID-19 penari akapela dibatasi hanya 20 orang saja
Suasana sunset atau matahari tenggelam menambah indah suasanan pementasan Tari Kecak.
Panorama lautan luas dan tebing yang tinggi menjadi pemandangan yang indah bagi penonton.
Tak lupa penonton turut mengabadikan pementasan Tari Kecak dengan Handphone mereka.
Ketika menonton tari kecak, penonton akan diberikan skrip ringkas saat membeli tiket agar memahami makna dari tarian kecak.
