Elektabilitas PDIP Stagnan, Pencapresan Ganjar Pranowo Gagal Dongkrak Raihan Suara

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut sebagai partai politik (parpol) dengan elektabilitas tertinggi. Meski begitu, elektabilitas atau tingkat keterpilihan PDIP cenderung stagnan.
” Jika saat ini dilaksanakan Pemilu, PDIP akan keluar sebagai pemenang dengan elektabilitas 19,2 persen. Dominasi PDIP terus dibuntuti oleh perkembangan elektabilitas Partai Gerindra yang begitu progresif sebanyak 17,1 persen” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Gema Nusantara Bakry saat memberi keterangan secara daring, Rabu (26/7/2023).
Gema menjelaskan, stagnannya elektabilitas PDIP salah satunya akibat tidak adanya faktor coattail effect atau efek ekor jas. Sebab, ujar Gema melanjutkan, langkah PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) ternyata tidak terlalu berpengaruh pada elektabilitas PDIP.
“Posisi Ganjar pada Pilpres kali ini berbeda dengan peran Jokowi (Joko Widodo) pada Pemilu 2014 dan 2019,” ujar dia.
Gema memaparkan, pada dua Pemilu sebelumnya, Jokowi Effect betul-betul menjadi faktor pendongkrak elektabilitas PDIP sehingga memenangkan pemilu dua kali beruntun. Namun, hal hal yang sama tidak dapat dimainkan oleh Ganjar.
Lebih lanjutm Gema mengungkapkan, hasil survei LSN juga menunjukkan Partai Demokrat, Partai NasDem dan Partai Golkar dengan selisih elektabilitas yang sangat tipis berebut menempati posisi ketiga setelah PDIP dan Gerindra.
Ia melihat, di antara tiga partai tersebut yang akan unggul dan menempati ranking ketiga pada Pemilu 2024 nanti, akan ditentukan oleh sejauh mana mereka mau bekerja keras memanfaatkan sisa tujuh bulan sebelum Pemilu 2024 berlangsung.
Sedangkan Partai Perindo, ujar Gema menambahkan, akan menjadi satu-satunya partai non parlemen yang bakal tembus ke Senayan. Hal ini merujuk perkembangan elektabilitas Partai Perindo.
Sebagai informasi, survei ini berlangsung pada 10 hingga 19 Juli 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP). Jumlah sampel sebanyak 1.420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling).
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. Sedangkan margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Reyhaanah Asya