Ekonom Sebut Ormas Ganggu Pabrik BYD Bisa Buat Investor Hengkang dari Indonesia


Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UKM dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha Maghfiruha Rachbini, prihatin dengan aksi premanisme oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) pada pembangunan fasilitas manufaktur mobil Listrik BYD karena dapat menyebabkan investor hengkang dari Indonesia.

Fasilitas pembangunan pabrik mobil Listrik BYD saat ini sedang berlangsung di Subang, Jawa Barat.

“Gangguan seperti ini menjadi faktor yang bisa menghambat investasi. Tidak hanya potensi hengkang, tapi membuat calon investor berpikir ulang,”ujar Eisha dihubungi inilah.com, Jakarta, Minggu (27/4/2025).

Untuk itu, Eisha meminta agar Pemerintah segera mengambil langkah sesuai aturan hukum yang berlaku untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan investasi di Indonesia.

“Keseriusan pemerintah dalam memberantas aksi premanisme yang mengganggu, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” kata dia.

Sebelumnya Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno melaporkan telah muncul gangguan dari ormas dalam bentuk aksi premanisme pada pabrik perusahaan mobil listrik asal China BYD. Kabar ini didapatkan Eddy saat memenuhi undangan Pemerintah China dalam rangkaian kunjungan di Shenzhen, China.

“Sempat ada permasalahan terkait premanisme oleh ormas dengan cara mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas dalam menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa tidak mendapat jaminan keamanan. Ini adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” kata Eddy lewat unggahan video di Instagram pada Minggu (20/4/2025).

Exit mobile version