News

Dua Meninggal Akibat Gelombang Panas Ekstrem di Prancis


Dua orang dilaporkan meninggal dunia di Prancis akibat penyakit yang berkaitan dengan gelombang panas ekstrem yang melanda negara tersebut.

“Lebih dari 300 orang telah ditangani oleh petugas pemadam kebakaran dan dua di antaranya meninggal dunia akibat penyakit yang berhubungan dengan panas ekstrem,” kata Menteri Transisi Ekologi Prancis Agnès Pannier-Runacher dalam keterangan resminya yang dikutip dari AFP, Rabu (2/7/2025).

Prancis sedang mengalami salah satu musim panas terpanas dalam sejarahnya. Juni tahun ini tercatat sebagai bulan terpanas kedua sejak pencatatan dimulai pada 1900. Suhu di Paris bahkan mencapai 40 derajat Celsius pada Selasa (1/7/2025).

Badan cuaca nasional Météo-France memperkirakan suhu akan sedikit menurun menjadi 35 derajat Celsius pada Rabu, dan kembali turun menjadi 28 derajat pada Kamis (3/7/2025).

Baca Juga:  Ini Alasan Walkot Eri Cahyadi Segel Lahan Parkir Swalayan di Surabaya

Kenaikan suhu ekstrem ini mendorong otoritas setempat untuk mengeluarkan peringatan khusus bagi kelompok rentan, termasuk lansia, anak-anak, dan individu dengan kondisi medis tertentu.

Ancaman ‘Pembunuh Senyap’ dan Dampak Ekonomi

Para ahli menyebut panas ekstrem sebagai ‘pembunuh senyap’ karena dampaknya sering kali tidak disadari hingga terlambat.

“Karena perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, gelombang panas kini terjadi lebih sering dan lebih intens. Ini adalah kondisi yang harus mulai kita biasakan,” ujar juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Clare Nullis dari Jenewa, Swiss.

Panas ekstrem diketahui dapat menyebabkan dehidrasi, kram otot, sakit kepala, dan mual. Dalam kasus yang lebih serius, suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat memicu heatstroke atau sengatan panas yang berpotensi berujung pada kematian.

Baca Juga:  Kejagung Didesak Gandeng PPATK, Telusuri Aliran Dana Dugaan Korupsi Chromebook

Sejumlah kota di Eropa telah mengambil langkah mitigasi. Di Italia, misalnya, tur berpemandu gratis ke museum ber-AC di Venesia serta akses gratis ke kolam renang umum di Roma disediakan khusus bagi warga lanjut usia.

Tak hanya berdampak pada kesehatan, cuaca ekstrem ini juga mengancam sektor ekonomi. Menurut laporan Allianz Trade pada Selasa, gelombang panas yang terjadi dapat memangkas pertumbuhan ekonomi Eropa hingga 0,5 persen tahun ini.

Dampak kesehatan secara keseluruhan dari gelombang panas ini baru akan diketahui dalam beberapa waktu ke depan. Kementerian Kesehatan Prancis menyatakan, estimasi awal kematian berlebih (excess mortality) selama periode ini akan tersedia sekitar dua minggu setelah gelombang panas berakhir. Data yang lebih rinci baru akan dirilis pada musim gugur mendatang.
 

Baca Juga:  22 Wisatawan Disengat Ubur-ubur SpongBob saat Berlibur di Pantai Parangtritis

Back to top button