News

Aliran Listrik Ratusan Ribu Rumah di Sukabumi Terputus Akibat Bencana


Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan dampak dari bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi membuat aliran listrik 138.000 rumah dan bangunan terputus. Akibatnya, kata dia, data terkait korban bencana terlambat karena saluran komunikasi terputus akibat listrik mati. 

“Yang tidak bisa tersambungkan karena ada jalan yang tidak bisa ditempuh oleh PLN. Jadi data memang agak terhambat, kami akan update lewat Posko Utama Palabuhanratu,” kata Bey di Palabuhanratu, Sukabumi, seusai meninjau beberapa lokasi terdampak bencana, Kamis (5/12/2024).

Pada kesempatan itu Bey meninjau empat lokasi, yakni Desa Sukamaju di Kecamatan Cikembar yang merupakan titik terparah, kemudian ⁠Puskesmas Palabuhanratu, Dermaga Palabuhanratu, serta Jembatan Cihaur yang putus.

Baca Juga:  HNW dan Delegasi FPKS Dukung ICC Tindak Netanyahu

Mengenai perkembangan data yang terdampak bencana, Bey menjelaskan terjadi keterlambatan karena terkendala komunikasi yang kerap kali terputus dengan petugas yang ada di lokasi bencana. Penyebab terputusnya komunikasi itu diantaranya aliran listrik ke daerah bencana yang juga padam.

“Untuk penanganan listrik, PLN sudah membuat tim khusus yang berjumlah 300 orang dari Bandung. Mereka bekerja 24 jam, tapi tetap keselamatan yang utama jadi melihat kondisi jika tidak hujan mereka bisa terus bekerja dan ketika hujan akan berhenti,” tambahnya.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena mengatakan seluruh korban yang meninggal dan hilang merupakan korban terdampak longsor. 

Namun, untuk jumlah korban jiwa pihaknya masih terus melakukan evaluasi, karena terkendala komunikasi antara petugas yang berada di lapangan dengan posko.

Baca Juga:  Hukuman Mati di Arab Saudi Naik 2 Kali Lipat

Namun demikian, lebih dari seribu petugas gabungan dari berbagai instansi seperti dari Pemkab Sukabumi, Pemprov Jabar, Basarnas, TNI, Polri, relawan hingga komunitas sudah disebar ke lokasi-lokasi terdampak bencana.

Back to top button