Diwarisi Jokowi Angka Kemiskinan Tertinggi di ASEAN-7, Prabowo Siapkan Solusinya

Selain utang menggunung hingga Rp8.461,93 triliun, rezim Jokowi mearisi masalah kemiskinan yang cukup serius untuk pemerintahan Prabowo Subianto. Jumlahnya naik dibandingkan 2019, periode pertama pemerintahan Jokowi.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan membeberkan data bertumbuhnya kemiskinan di era Jokowi yang cukup membeani pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Anthony, jumlah penduduk miskin Indonesia, dengan pendapatan di bawah Rp550.458 per orang per bulan, sangat tinggi. Mencapai 25,22 juta orang per Maret 2024. “Jumlah penduduk miskin ini lebih besar ketimbang 2019 yang mencapai 24,79 juta orang,” kata Anthony, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Di kalangan ASEAN-7 (Brunei, Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam), masih kata Anthony, jumlah orang duafa di Indonesia boleh dibilang yang tertinggi.
Berdasarkan garis kemiskinan internasional yang diukur dari jumlah penduduk dengan pendapatan kurang dari 6,85 dolar AS (kurs PPP 2017) per orang per hari, atau Rp1,1 juta/orang/bulan, jumlahnya mencapai 168,8 juta orang pada 2022. Atau setara 60,5 persen dari total penduduk Indonesia yang sekitar 270 juta jiwa.
“Tingkat kemiskinan di Indonesia, lebih parah dibandingkan Vietnam yang rasio kemiskinannya hanya 18,7 persen dari total penduduk pada 2020,” ungkap Anthony.
Saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) CEO APEC di Lima, Peru, Kamis (15/11/2024), Prabowo mengakui masih tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia. Dia bertekad untuk menururunkannya.
“Saya katakan, kami tetap memiliki tantangan. Kami masih mempunyai kemiskinan dalam skala besar, pada tingkat yang besar, yang saya bertekad untuk menurunkannya,” kata Prabowo dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Selain masalah kemiskinan, Prabowo menyebut Indonesia juga memiliki masalah dengan jumlah anak-anak yang kekurangan gizi. Untuk menurunkannya, Prabowo mengaku sudah punya solusinya.
“Kita mempunyai persentase yang signifikan dari anak-anak kita yang mengalami kekurangan gizi. Saya juga bertekad untuk mengatasi masalah ini secara langsung,” tutur Prabowo.
Di sisi lain, Prabowo mengatakan, Indonesia adalah negeri penuh karunia. Memiliki banyak mineral dan sumber daya yang penting. Sumber daya itu sangat diperlukan untuk kehidupan modern, ketika seluruh negara berlomba-lomba untuk mengganti penggunaan energi fosil menjadi energi terbarukan.
“Saya telah berdiskusi dengan Peru, saya pikir kita memiliki sumber daya pelengkap untuk masa depan,” tutur dia.