BKSAP DPR Prihatin Pasar Halal Dunia tak Dikuasai Negara OKI


Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Airlangga, menilai angka perdagangan antarnegara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) relatif rendah dan belum menunjukkan kemajuan berarti akibat stagnasi perdagangan di organisasi itu. 

Dalam paparannya di acara PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States) yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada 12-15 Mei 2025, Ravindra menyampaikan pada periode 2019 hingga 2023, perdagangan intra-OKI hanya berkisar di angka 19 persen dari total perdagangan luar negeri dari negara-negara anggota OKI. 

“Kalau kami perhatikan, perdagangan intra-OKI dari porsi perdagangan luar negeri stagnan sejak 2019 sampai 2023. Kisaran angkanya hanya 19 persen,” ujar Ravindra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Menurut Ravindra, hal itu sangat disayangkan karena potensi pasar halal dunia masih sangat besar dan terus mengalami pertumbuhan. Pasar halal dunia diperkirakan mencapai US$2,4 triliun pada 2026. Namun, ia menyesalkan mayoritas permintaan pasar halal tersebut saat ini justru dipenuhi oleh negara-negara di luar ekosistem OKI.

“Produk halal dan jasa wisata halal, itu masih didominasi negara di luar anggota OKI. Artinya, antarnegara OKI belum memanfaatkan potensi pasar halal secara maksimal,” jelas Ravindra, yang juga politikus dari Fraksi Partai Golkar.

Sebagai pembanding, Ravindra menyebut bahwa tingkat perdagangan dalam blok-blok ekonomi lain jauh lebih tinggi. Intra-ASEAN mencapai sekitar 25 persen, sementara intra-Uni Eropa bahkan menyentuh 60 persen.

“Ini menunjukkan bahwa ruang untuk pengembangan kerja sama antarnegara OKI masih sangat terbuka lebar,” tuturnya.

Ravindra mendorong agar negara-negara OKI memperkuat kerja sama ekonomi dengan strategi konkret, termasuk membangun rantai pasok halal bersama, memperkuat konektivitas logistik, dan memperkuat kebijakan perdagangan regional berbasis prinsip syariah.

Exit mobile version